Skip to main content

Posts

Showing posts from 2021

Tentang Menjadi Tim Vaksinator

  Assalamu’alaykum, sangat terasa ternyata 4 bulan pertama di tanah perantauan, dengan suasana berbeda, teman berbeda, dan fasilitas yang jauh berbeda. Menjalani kehidupan sebagai nakes di masa pandemic ini juga menjadi tantangan bagi kami selama pengabdian, khususnya saya yang mau tidak mau harus menjadi salah satu anggota dari tim vaksinator yang ditunjuk sebagai petugas skrining. Ternyata melakukan skrining adalah hal yang sulit di daerah ini. Saya menemukan banyak sekali sasaran yang tidak mau disuntik alih-alih sedang sakit, sesak, atau penyakit maagnya kambuh. Menyikapi berbagai macam sasaran yang menyebalkan sangat membuat saya kewalahan. Belum lagi, 3 bulan yang lalu saya harus menghadapi sasaran manja yang hampir saja merusak nama baik puskesmas. Sampai sekarang saya berfikir, apa saya terlalu galak? Terlalu lembek? Atau memang bodoh? Tidak saya pungkiri, merasa lebih mengetahui keadaan sasaran dari pada sasaran sering kali muncul, namun perasaan ragu takut dan kasian kepa

TMK (1)

Tim medis keliling atau TMK adalah salah satu program kerja kami, dimana tim medis melakukan kunjungan ke pulau dan membuka pengobatan gratis. 19/08/21 kami melakukan kunjugan TMK pada 2 pulau terjauh yaitu Pulau Bero (Desa Mandike) dan Pulau Tiga (Desa Bero). Perjalanan memerlukan waktu kurang lebih 1 jam dengan katitinting kesayangan kami, yaitu katintingnya bapak Mawa. Pukul 08.18 WITA kami sudah bersiap pergi menuju pulau dikarenakan ombak yang kencang (bila terlalu sore kami pulang) dan hujan yang sering kali turun. Akhir-akhir ini memprediksi cuaca dan musim sulit dilakukan, padahal seharusnya di bulan Agustus cuaca panas dan ombak sedang. Saya duduk di samping bu Emi, PJ Tuberculosis sambil menghabiskan waktu dengan membaca buku yang saya download dari Google Book. Pukul 09:26 kami sampai di Desa Mandike, desa terjauh di wilayah kami. Desa ini diduduki oleh mayoritas orang Bugis, pasirnya adalah pasir putih yang photoable, dengan Sebagian tumbuhan seperti kelor, ubi, dan jen

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril, sebisa m

Adaptasi 1

7/3/21   Sudah lebih dari 1 bulan saya tidak menyentuh blog atau menulis apapun. Saya terlalu disibukkan dengan pembekalan dilanjut dengan adaptasi yang ternyata sulit. Hal-hal yang perlu saya ingat untuk disyukuri adalah kehadiran teman-teman team, Vani, Yola, Febi, dan Bubi yang begitu membantu dan mensupport saya. Akhir-akhir ini ada sebuah masalah datang pada kelompok kami, tepatnya pada saya. Sebuah media massa memberitakan berita yang bisa merusak nama baik Puskesmas, terutama postingan salah satu rekan pasien yang mengancam nama baik saya juga. Lagi-lagi, kalau bukan di blog saya, dimana tempat saya mengeluarkan pikiran rumit, pikiran blunder yang terus membuat saya sedih akhir-akhir ini. Kalau dipikir-pikir mungkin hampir seluruh isi blog isinya adalah kegalauan saya. Gapapa lah ya, ini gunanya blog to? Kembali ke masalah utama, secara garis besar hal ini terjadi karena KIPI (Kejadian ikutan pasca imunisasi) pada salah satu pasien kami. Yang ternyata membawa instansi ka

Rehat (antara cita-cita dulu dan keinginan saat ini)

Rehat sebentar adalah kata-kata paling tepat yang sedang sy lakukan saat ini. Setelah memilih resign dari klinik dan kehidupan magang yang sangat menyenangkan, kembali ke Bandung (ralat : Cimahi, hehe) adalah tujuan pertama saya. Hidup tanpa dikejar waktu untuk pergi praktek atau kerja bagai kuda pulang praktek langsung magang. Istirahat sejenak, walau hari-hari tetap disibukkan dengan agenda pembekalan, tugas menumpuk, atau sessions with Mr Beni (ielts private). Ternyata istirahat diperlukan untuk orang-orang kerja bagai kuda seperti sy, akhir-akhir sebelum akhirnya resign ini bertemu pasien memerlukan banyak usaha untuk mengumpulkan niat, mengumpulkan banyak kesabaran untuk mengurangi emosi yang kadang timbul tak jelas alasannya. Entah karena memang lelah atau merasa tak sanggup dan bermental cemen karena sebuah masalah tempo lalu. Sebagian teman berpendapat bahwa aku melarikan diri, sebagian lagi berpendapat bahwa masa penyembuhan seseorang berbeda-beda dan  bisa memang lari adalah

Hari Kartini 2021

Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan di Indonesia! Semangat menimba ilmu dalam meningkatkan kualitas diri! Hari ini, teringat akan hari kartini bukan karena feed atau story ig ataupun status WA. Tapi karena, chat dari papa yaitu "Hari ini hari Kartini, papa inget waktu kakak kecil pulang sekolah dengan muka cemberut, di tanya kenapa kak? Kakak jawab kakak sebel sama ibu kita Kartini, Kenapa sebel? Gara gara ibu Kartini kakak harus sekolah" Ya ampun, kenapa aku begitu menyebalkan saat kecil. Kenapa begitu suka bermain, main ke sawah, main sepeda, atau sekedar lari sana sini sama teman. Kemanakah semua energi itu sekarang?  ------ Beda halnya dengan sekarang. Kalau saat ini ditanya tentang ibu Kartini, oh tentu aku akan sangat-sangat-sangat berterima kasih sama beliau. Kalau dulu males banget sekolah, kalau sekarang coba sana sini hanya untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan beasiswa PPDS atau S2. Kenapa? aku ingat betul sama pesan-pesan mama waktu aku masih kecil dul

Selamat Ulang Tahun Mama! (Kumpulan foto kurang jelas yang dilakukan bersama-sama)

 13/04/69 Selamat ulang tahun mama sayang, terimakasih telah menjadi wanita paling kuat yang selalu melindungi kakak, terimakasih atas semua perhatian, pengorbanan yang mama kasih. Mama adalah tipe ideal seorang ibu, tegas, penyayang, dan pelukan mama selalu berhasil membuat kakak dan adik tenang. Semoga Allah selalu melindungi, menyayangi, melancarkan rezeki mama, dan memberikan kesehatan selalu kepada mama. Semoga anak-anakmu kelak bisa membanggakanmu, membantumu, menemanimu, di dunia maupun di akhirat kelak Nb :Akhirnya selama bertahun-tahun tidak pernah bisa merayakan pas di hari ulang tahun, tahun ini bisa juga pulang ke Bandung walaupun harus pulang pergi hanya untuk ketemu sama mama.  Anakmu yang senang merantau dan mencintaimu, HDM tebak apakah ada kemiripan diantara kami bertiga? cantiknya mamaku sengaja makan cuman bertiga tidak mengajak pasangan masing-masing anak ibu Mufida yang kedua dan ketiga, keduanya sudah bosan dibilang tidak mirip OOTD edisi ramadhan (headset terpasa
 

Tentang Akad

Adik saya tampil cantik hari itu, lebih cantik dari hari-hari biasanya, terpoles riasan yang menonjolkan kecantikan alaminya Adiknya saya pagi adalah perempuan paling menawan cukup membuat semua laki-laki yang berada disana terkagum olehnya. Namun, nampaknya dia menyimpan kesedihan, bukan karena ragu dengan laki-laki yang akan dinikahnya tapi karena sosok mama yang pagi ini tidak bisa mendampinginya. Saya sebagai kakak yang secara tiba-tiba harus menggantikan peran mama dalam acara hari itu belum melakukan tugasnya dengan baik. Tragedi tiba-tiba dini hari itu, membuat mama harus dibawa ke IGD RS, bahkan hampir saja harus menjalani rawat inap. Demam yang terus naik mencapai 40 derajat membuat kami khawatir, takut, dan tidak ada seorang pun pagi itu meninggalkan IGD atau bahkan tertidur nyenyak. Perasaan campur aduk, antara sedih, takut, khawatir, dan kasian melihat adik saya yang terpaksa tidur dikursi tanpa bantal.  Sampai pukul 04.00 pun ketika adik saya harus meninggalkan rumah sakit

Desa Karang Segar, Dusun Tiga

 25 Februari 2021, sebuah pesan singkat dari mbak Tina MER-C meminta bantuanku untuk ikut dalam kegiatan pengobatan di Karawang/Cikampek yang belum tersentuh bantuan medis. Rencana pengobatan adalah dua hari, Sabtu dan Minggu.  "Maaf mbak, aku cuman bisa hari Minggu, Sabtu ada jaga" "Baik aku lock dulu ya" Sudah beberapa kali sejak pandemik saya harus menolak ajakan menjadi relawan MER-C karena alasan jaga, ah kini mencari uang menjadi alasan menolak menjadi relawan. Bukankah dulu tujuan menjadi dokter adalah menjadi relawan? Semoga Tuhan memaafkan niat yang sudah jauh melenceng. Besar harapan dihati saya saat itu, agar bisa menjadi relawan, harapan agar jadwal pengobatan dipindah atau dipersingkat menjadi 1 hari, karena saat itu sulit untuk mencari pengganti jaga terutama hari Sabtu. Beberapa hari kemudian mbak Tina menelepon meminta ku menjadi relawan di hari Minggu, hanya hari Minggu karena relawan lain juga cukup sibuk untuk meluangkan 2 hari. 28 Februari 2021,

Gus Mus - Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana?

Salah satu puisi Gus Mus yang paling saya suka, menurut saya puisi ini menyampaikan keluhan masyarakat terhadap para pemimpinnya, walaupun puisi ini sudah lama ada sebelum reformasi, namun menurut saya puisi ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini.  Kau ini bagaimana… Kau bilang aku merdeka Tapi kau memilihkan untukku segalanya   Kau ini bagaimana… Kau suruh aku berfkir Aku berfikir kau tuduh aku kafir Aku harus bagaimana… Kau suruh aku bergerak Aku bergerak kau waspadai   Kau bilang jangan banyak tingkah Aku diam saja kau tuduh aku apatis   Kau ini bagaimana… Kau suruh aku memegang prinsip Aku memegang prinsip Kau tuduh aku kaku   Kau ini bagaimana… Kau suruh aku toleran Aku toleran kau tuduh aku plin-plan   Aku harus bagaimana… Kau suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku   Kau ini bagaimana Kau suruh aku taqwa Tapi khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa   Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahnya   Aku harus bagaimana Aku kau suruh menghormati hukum Kebija

Late Post : Kumpulan Puisi

 Tadi malam saya membuka file-file lama saya yang berada di folder "firouza". Entah bermula dari mana, dulu saya senang mengganti nama belakang saya, Dewi Mutia, menjadi Firouza. Sedikit kaget melihat folder-folder tahun 2014 yang ternyata isinya adalah kumpulan tulisan-tulisan "ngaco" saya, yang kalau dibaca bikin senyum-senyum sendiri. Ternyata ada 3 puisi yang pernah saya buat. Sayang kalau hilang saya upload saja disini, biar jadi kenangan lucu ketika saya membuka blog ini di tahun-tahun depan. Bau masa lalu Aku memasuki tempat itu kembali Membaui aroma setiap sudut ruangannya Teringat jelas semua kenangan masa lalu Teringat setiap canda dan tawa yang semu Teringat setiap tangisan dan marah Kali ini, entah mengapa Bau ini membunuhku Mengingatkanku  pada setiap kenangan masa lalu Yang menggoreskan luka di hatiku Tak peduli entah bau kenangan indah atau buruk Bau itu menusuk hidungku, Membuat paru-paruku seakan susah mengembang Merobek hati yang sudah membusuk Dan

Belajar mental health perlu gak sih?

 Assalamu'alaykum teman2, Bermula dari mood swing yang terjadi dikarenakan pre menstrual syndrome jaga kemarin adalah jaga yang dipenuhi perasaan. Merasa gak enak hati lagi sering-seringnya terjadi, terutama pos jaga bagai qudha. Kemarin lagi-lagi merasa gak enak hati muncul, hanya gara-gara celetukan beberapa orang yang harusnya biasa-biasanya aja. Memulai hari dengan tenang, menjelang malam saya mulai tidak mood untuk jaga. Nafsu makan berkurang, sampe gak makan sama sekali. Tapi gimanapun juga harus tetep profesional saat periksa pasien kan? Mencoba menjadi profesional, kemarin nampaknya cukup sulit buat saya. Berharap pasien tidak terlalu banyak tanya, kasus-kasus mudah, atau bahkan pasien-pasien yang diharapkan kooperatif. Nyatanya kemarin pasien-pasien cukup membuat mood saya semakin buruk. Hingga saya bertemu dengan salah satu pasien dengan keluhan perut yang pada akhirnya setelah mengobrol lama ternyata pasien saya mengalami gejala-gejala depresi. Dia mengakui ada usaha unt