Skip to main content

Late Post : Kumpulan Puisi

 Tadi malam saya membuka file-file lama saya yang berada di folder "firouza". Entah bermula dari mana, dulu saya senang mengganti nama belakang saya, Dewi Mutia, menjadi Firouza. Sedikit kaget melihat folder-folder tahun 2014 yang ternyata isinya adalah kumpulan tulisan-tulisan "ngaco" saya, yang kalau dibaca bikin senyum-senyum sendiri. Ternyata ada 3 puisi yang pernah saya buat. Sayang kalau hilang saya upload saja disini, biar jadi kenangan lucu ketika saya membuka blog ini di tahun-tahun depan.


Bau masa lalu


Aku memasuki tempat itu kembali

Membaui aroma setiap sudut ruangannya


Teringat jelas semua kenangan masa lalu

Teringat setiap canda dan tawa yang semu

Teringat setiap tangisan dan marah


Kali ini, entah mengapa

Bau ini membunuhku

Mengingatkanku  pada setiap kenangan masa lalu

Yang menggoreskan luka di hatiku


Tak peduli entah bau kenangan indah atau buruk

Bau itu menusuk hidungku,

Membuat paru-paruku seakan susah mengembang

Merobek hati yang sudah membusuk

Dan meneteskan air mata yang sudah lama habis



Wajah bahagia


Aku iri….

Aku iri melihat wanita tua di sana terseyum bahagia


Aku iri...

Melihat wajahnya begitu bahagia

Padahal jualannya tidak laku


Aku iri,,

Dia masih tetap tersenyum

Padahal batuknya tiada henti


Aku iri..

Dia bisa membuat hatiku tenang

Dengan senyuman yang dia beri

Padahal hatinya tak tenang


Sungguh aku tak tahu wanita itu siapa

Tapi setiap orang akan senang melihatnya

Yang tersenyum bahagia setiap saat di amperan itu


Oh Tuhan, aku iri melihatnya

Iri dengan senyum ikhasnya

Iri dengan wajah bahagia

yang tidak aku miliki


Ah, Tuhan

Aku memang manusia yang tidak suka bersyukur

Sehingga sulit bagiku tersenyum bahagia..


Aku ini..

Terlalu sering mengiri…



Hanya orang yang suka berteduh


Hari ini aku berorasi di depan semua mata

Mata para mahasiswa

Lalu bergantian teman-temanku itu menyampaikan orasinya


Kami tidak ingin demo

Kami tidak akan membakar

Kami tidak anarkis


Kami hanya orang-orang yang mengeluarkan isi hatinya

Kami hanya mahasiswa yang sedang sedih

Melihat setiap pohon di lingkungan kami ditebangi


Tempat bermacam-macam burung tinggal disana

Di bawahnya kami bercanda bersama

Mengerjakan tugas

Mencari insipirasi

Bahkan mengeluarkan segala penat di sana


Aku, Kami Benci!!

Benci dengan penebangan ini

Kami  ingin berteriak, memaki, marah,

Namun, ketika alasan attitude menjadi sebuah penghalang

Apalah daya kami


Pohon-pohon itu yang telah merekam semua perjalan kami

Tidak, kami tidak rela! Kami sedih, hancur hati kami..

Namun sekali lagi, alasan attitude pun menghentikan tangisan dan amarah kami

Lagi dan lagi..


Tuhan, sungguh kami..

Hanya orang yang suka berteduh

Di bawah pohon-pohon itu..


Btw, setiap puisi saya tulis pada beberapa kondisi dan situasi yang berbeda. Maklum bukan seorang penyair, jadi sembarangan menulis. Kadangkala mendengarkan puisi juga merupakan salah satu bentuk "me time" saya, penyair seperti Gus Mus, merupakan salah satu favorit saya. Suatu saat akan saya post disini, karena puisi-puisi Gus Mus menurut saya dalam maknanya. Begitupun Soe Hok Gie yang puisinya begitu mencerminkan jiwa-jiwa mahasiswa mapala, seperti saya dulu. Ah, Semoga saya masih bisa menulis puisi-puisi kelak. Ya, walaupun setelah itu saya tertawa membaca kalimat-kalimat yang tidak karuan.



Jumat Berkah,



HDM

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men