Skip to main content

Kado untuk adek bayi yang baru lahir

Hari ini gak biasa-biasanya aku pergi sama Rima, Banun, juga Revi. Rencanya utama kami sih beli kado buat adek bayi yang baru lahir di depan kontrakan kita (aku, Rima).

Sebelumnya, Aku dkk makan dulu di sutu tempat makan (yg harus disensor) dan you know what?? lama bangeeet!!! nunggu buat makan aja mungkin uda abis 1 jam sendiri, belum lagi pesenan yang kita pesen sampai makan kita selesai juga lama banget. Sampai pada akhirnya, aku mulai ngeluh sama salah satu pelayan di sana, awalnya aku masih biasa2 aja, 
Heidi : mbak, pesenan sambel **** yang tadi dipesen mana ya mbak?
Mbak : Oiya mbak sabar sebentar belum mateng..
15 menit kemudian
Heidi : mas pesenan kami mana ya? dari meja 16.
Mas : yg mana ya mbak? baru pesen?
Heidi : (parah nih masmas) uda dari tadi mas dari kmi makan..
Mas : oiya sebentar ya mbak lagi di bungkus.
beberapa menit kemudian
Mas : ini mbak, pesenannya.
Banun : Ya ampun, akhirnya Alhamdulillah
Mas : Mbak nya tadi ga nanya mungkin
Heidi : Mas, tadi sy uda nanya, ini yg kedua kalinya
Mas : Oh lain kali mbaknya bilang ke sy biar lgsg sy pesenin. Tadi kan mbak gak bilang ke sy
Heidi Banun (melongo) : okok mas, makasi yaaak

Akhirnya aku Rima Banun dan Revi menuju ke destinasi kami yang ke 2. yaitu tukang cincau. Abis itu mampir sebentar ke mas Faza eh salah Mafaza, dan di sana kita ketemu sama mba Ais. Prjalanan kami sempat terhenti sebentra di situ karena kami ngomongin sesuatu hal yang, well serius. If u know what I mean.

hah, habis semuanya selesai akhirnya kami sampe juga ke perhentian terakhir. Toko BAYI!!!! karenan membawa Rima yang kayaknya uda siap banget jadi ibu. jadinya aku yang milihan kado buat adek bayi itu, pilihan kami tertuju pada sebuah paket besar Johnson&Johnson , yg pingin aku beli juga buat aku pribadi. Well, aku pilih itu karena setauku merek itu lumayan bagus dan waktu kecil aku juga pake itu. Abis pilih2 kado.. aku sama Revi cari sepatu sama topi buat adek bayi itu. Nah, kali ini yang beliin Revi sendiri. yah, berhubung aku juga suka sama peralatan bayi gitu akhirnya aku juga ikut bantuin. Aduduh lucu deh liat yang kayak gituan, gara2 Rima kepengen cepet2 punya bayi. Aku juga jadi kepingin nih, haha, ngawur sih. tapi ya aku emg mulai ngerasa perlu juga mikiran hal itu. 

Well, ya aku sih pingginnya diatas 20 tahun an di bawah 25 tahun uda nikah. Nah, abis nikah aku pingin cepet2 juga pnya anak, ga ditnda2 gitu. Tadi kami juga sempet ngebanyangin datang ke toko itu lagi sambil bawa bayi kami sendiri. Hahahhahaha.. dududuh menikah aja blum coba -_-"a. Aku yakin mbak2 yang jaga toko itu pasti terganggu sama kami, karena tingkah laku kami yang rada-rada malu2in. Mungkin mereke dalam hati bilang, aduh ini anak kecil udah ngomongin punya momongan, jamane jamane. 

Nah yang rada konyol diakhir perjalan kami sebelum kami berpisah. 
Rima : iya nanti kalau aku uda dilamar aku pasti bilang ke kamu kok. Lelaki KHILAF mana yang nnti ngelamar aku.
Banun : hahaha, iya ya rim sama kayak kata2 Na**al waktu itu. Eh, jgn2 nnti dia yg khilaf lagi
Rima : Ih, apain sih nun..
Revi : eh, nnti siapa ya yg kira2 jadi sama anak seangkatan
Heidi : oke gini, kita liat nanti siapa diantara kita semua yang nnti jadi sama temen satu angkatan!
Revi : Iyaiya, boneka2 di toko bayi ini jadi saksinya!

Sebuah malam yang koplak,


Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men