Skip to main content

Sleep Mode On!

Assalamu'alaykum

Pernah ga sih ngerasa semacam pingin tidur terus, >6jam sehari, pagi bangun kesiangan, siangnya tidur kepagian alis tidur di kampus. Well, I did it (did semoga setelah ini engga).
"hei, dokternya uda dateng"
"hei, dimana? ping ping ping"
"hei, kamu kok jadi malas sih?"
"kayaknya Heidi ketiduran deh"
"paraah"
"gausah mandi hei, langsung ganti baju aja"
Akhir-akhir ini, mungkin 1 tahun ini, aku sering dapat bbm kayak gitu, karena keseringan ketiduran. huft~


Tidur, salah satu pelampiasan stress buat aku. Mungkin akumulasi kejar skripsi, kuliah, dan segal entek berentek hal remeh temeh tapi kepikiran juga bikin aku makin sering tidur akhir-akhir ini. Mencoba jadi Albert Einstein yang katanya benci tidur ternyata susah juga yah.  Puncaknya, badan yang (bukan aku bgt) pusing kek, lemes, panas, kerasa bgt 3 harian ini. Akhirnya tidur jadi pelampiasan lagi. Lagi gakbisa sok strong sih, kayaknya sekarang. Hadeuh, apabanget nih gw. Butuh Managemen stress dengan dosis tinggi kali ini.

And finally, I became so emotional, jadi emosional disini berarti jadi sensitif dan ga mood lihat wajah-wajah beberapa orang (maapkeun yak). Kalau kata temen kkn sih, "Self healing bisa gak sih? atau pake paracetamol?" Ya sih, kalau panas sama pusingnya bisa dikasih paracet, tapi self healing kayaknya yang perlu diunderline, bold, sama italic. Kalau bukan kita sendiri yang sembuhin diri terus siapa?

Pernah ada yang bilang, "hei, pemikiran mu simple tapi bener juga", well I look like that, but I don't. Apalagi di saat-saat ini pikiran kerasa butek kayak air kobokan gimana gitu. Bahkan aku mulai merasa mual2 kalau inget2 apa yg sudah terjadi (halah). Itu kenapa tidur jadi pelampiasan, hmm tapi sayangnya aku bukan sleeping beauty yang gara2 kebanyakan tidur jadi nemuin pangerannya, (kayaknya tidur bukan cara ampuh buat cari jodoh deh, malah mungkin ngejauhin karena si doi barangkali loh ya lagi lari-lari di gor atau dimana gtu saat aku lagi tidur) So, dari pada begitu aku coba bilang sama diri sendiri, "Kalau kamu pikiran terus, kalau kamu ga move on move on, terus kapan masalahnya beres? kapan kamu bisa nye simple ini masalah ini kalau ga pernah dihadapi?"

Jadi(lagi) setelah 3 hari aku mau mencoba untuk move on, sabtu minggu ini mau aku bikin buat kabur, ntah kabur ke mana, yang pasti mau lari dari kenyataan, seninnya bru kembali ke kenyataan. Aku rasa kita semua pasti punya titik capek. titik males, titik kesel, atau titik2 lainnya yang membuat kita harus berhenti sebentar istirahat atau cari hal-hal buat me-refresh (bukan buat balik kanan serentak dan ganti arah). Kita sama-sama belajar, buat jadi lebih kuat, kuat menghadapi stressor maksudku, aku yakin kalau mau sukses ya harus kayak gini, banyak stressor di mana2, tinggal gimana caranya kita memanage itu (and I still try it). Kalau kata mama, kalau mau dapat hasil yang bagus pasti prosesnya lebih alot..



Yang mau move on,



Hey




note :
Thanks to Regi Wijaya yang sudah jadi teman curhat dan nasihat2 yang warbyasa
Davira yang so sweet banget, ngasih maksa minum paracet waktu lagi bobo cantik
Ayu dan Fita for always be my side

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men