Skip to main content

Cerita dari Slamet 3428 mdpl

Assalamu'alaykum, yeay! akhirnya Alhamdulilah, terimakasih ya Allah akhirnya naik Slamet bukan wacana lagiiiih!!!!! dari awalnya mau naik merapi terus sumbing dan akhirnya slamet (thanks to mr siapa ya aku lupa pokoke yg ngasih tau kalau slamet uda buka)


Waktu itu aku masih menjalani Kuliah Kerja Nyata, tiba-tiba aja ngerasa pingin banget naik gunung. Tiba-tiba terlintas ajakan Tomy dkk buat naik gunung (dan gw yakin banget mereka gakan ngajak kalau ga diajak) lgsg aja aku line Tomy sama Tedi (yg track record naiknya lumayan baguss), awalnya ngajak ke Merapi, tapi karena mereka ngerasa Merapi kurang worth it akhirnya kita beralih ke Sumbing (jelas dgn syarat yg ikut naik harus pernah punya track record sampe puncak min 3000 mdpl). 

Setelah beberapai hari masuk sekolah kampus, mulailah keragu2an bermunculan, dari track Sumbing yg katanya susah dibaca, bg Ikram yang tiba2 tidak merekomendasikan (gara2 sumbing kebakaran dan kebetulan bg Ikram ini tau aku mau ke sana), mas Erwin yang gasetuju, Fita yg ogah ikut dan gada satupun dari aku, Tedi, Tomy yang tahu jalannya. Yaudah deh kita berbalik arah ke Slamet (yg udah 2 tahun ditutup!!!)

Untungnya rayuan Slamet dapat meluluhkan hati Fita buat nemeni aku (biar ga cewe sendiri bgt lahya). Dipikiran gw masih ttp ga safety nih, kalau gada yg pernah ke Slamet, jujur aku gapinter cari jalan atau punya feeling bagus (apalagi kalau sama Fita kita pnya track record nyasar 2 kali). Nah, ilham mencari petunjuk jalan, datang ketika ada dua anak WAPALA yang udah 2 kali juga kirim surat ke kosan, pilihan tertuju pada Irfan (setelah sebelumnya ngajak anak MAPSA cc: Bagas). Alhamdulillah setelah merayu (sebenarnya mengancam) ketum baru nya WAPALA akhirnya, Irfan ikut juga dan lega hati gw ada yang pernah seenggaknya naik Slamet.


Dari estimasi 8 orang akhirnya, kita naik cuman 7 orang doang. Aku, Fita, Irfan, Tomy, Tedy, Putra, dan Bagus (temennya Putra). Awalnya sempet was2 juga sama Putra (berhubung dia blm pernah naik) tapi karena dia bawa bodyguardnya, Bagus yang track record naiknya warbyasa aku cukup tenang. 


Oke berhubung kali ni berhubung aku mencatatat perjalanan kami, jadi bisalah catatan ini dijadikan sedikit pacuan buat yg mau naik Slamet dengan kecepatan pelan tapi pasti sampe puncak

1. Basecamp-pos 1 (1,5 jam)
Pendakian kali ini, jadi pendakian ku yang paling niat baca peta yang dikasih dr basecamp, sama lihat jam. Awalny aku sama Fita udah taruhan kalau kita gamungkin naik jam 2 (paling juga abis shubuh) dan ternyata kita emang berangkat jam 4 an. Menurut peta yang dikasih dari basecamp-pos 1 itu 2-3 jam, tapi alhamdulillah  kru awal sampai 1,5 jam disusul kru berikutnya 0,5 jam kemudian. (ini garagara Putra yang terlalu niat naik gunung sampai bikin "jejak" padahal belum sampai pos 1)

Disini  kita bikin sarapan, katanya sih pancake, tapi gatau juga deh, yg pasti aku sama Fita gaikut serta dalam memasak-masak kali ini.. Di sini nih, kita hambur2 waktu sampai jam 8.00 kita baru berangkat ke pos 2.

kru 1 : Heidi, Fita, Tedi, Bagus

2. Pos 1- Pos 2 (1 jam)
Menurut peta waktu yang ditempuh (1,2-2jam) dan alhamdulillah, ku pertama sampai 1 jam disusul kru berikutnya tidak lama kemudian. Di sini kita cuman istirahat sebentar doang, lama sih 30 menit tapi gaselama di pos 1. Di sini anak-anak sempet tidur juga. FYI, kalau aku gakbisa istirahat tidur di pos, karena tenagaku abis tidur biasanya langsung turun drastis, dan aku juga ga merecommend kan tidur kalau memang ganiat istirahat lama buat yang fisiknya gakuattt (tunjuk diri sendiri). Itu kenapa kalau muncak, aku harus bangun lebih duluan dr yang lain ngumpulin tenaga ceritanya.

kru 1 : Heidi, Fita, Tedi, Tomi

3. Pos 2-Pos 4 (1 jam 10 menit), perkiraan peta (2-3 jam)
Di sini, kita semua mulai tepar. Tomi Tedi yang paling strong mulai hipoglikemik, 15 menit kemudian Putra muncul sendirian dan bilang kalau Bagus sama Irfan kena kram. Sebenrnya aku udah panik pake banget, jujur aku rada bergantung sama mereka (Bagus dan Irfan) di pendakian kali ini (secara aku merasa bertanggung jawab sama keselamatan Tomi, Tedi, Putra   *sory ya Fit, lu enggak. lu kan track record naik gunung nya lebih byk dari gw*).

Parah juga sih, bisa2nya aku lupa bawa counterp***, karena di pikiranku mending beli ion aja (dihub dengan patofisnya kram). Ternyata emang lumayan lama nungguin mereka, 30 menitan lebih mungkin. Semuanya tidur kecuali aku, tapi gatidur juga ga denger HT yg ternyata bunyi (maafin aku fan). Stelah mereka datang, yang awal rencana makan siang di pos 5, kita uda masak2 dluan di pos 4. Buka mangga, bikin nutrisari, goreng ayam, masak nasi (mantaps!). 

Hampir aja kita makan tutup nesting (yg hitam bahan palstik itu), ini semua gegara bung Jonowi (Tomi) yang sebenrnya berniat baik bantuin Bagus masak. Mangga yang kita kupas pun ada sensasi bubuk pasir kiriman dari para pendaki yang jalannya galiat2 kalau ada org yang lagi masak. Untung aja deh, pos 3 lagi sepi2nya pas kita lg masak, karena kita ribut pake *bangets*

Oiya di jalan pos 2 mnuju pos 3 harus bener2 lihat tanda jalan yaa, soalnya ada jalan yang menipu, kalau masuk situ nanti kamu malah ke Pemalang mending kalau di Pemalang ada kenalan, alau engga gimana coba? treknya juga lumayan nih, naik-naik gimana gitu

4. Pos 3- pos 4 (40 menit), perkiraan peta (1-1,5 jam)
Alhamdulilah perjalanan nya ga sesusah ke pos3 menurutku, tapi vegetasi udah lumayan lebih rapat (menurutku) dan lebih horror pastinya, sekitar 15 menit sebelum sampai pos 4 aku mulai mendengar ada suara laki-laki nyanyi (ya aku postive thinking aja kalau itu Tedi) aku noleh ke belakang, sampe liatin mulut Tedi (ini seriusan) tapi mulutnya Tedi ga bergerak sama sekali, maksudnya ga nyanyi gitu. Yaudalah banyakia ini ga sendirian, jangan dibawa horror, pikirku. 

Sampe pos 4 ternyata emang suasananya rada-rada beda gimana gitu. Tapi, kita masih sempet-sempetnya foto (Hadeuh) dan betewe di fotonya Tedi yg cuman sendirian ada (you know what i mean lah ya).

Oiya diperjalanan menuju pos 4 ini, Fita rada kejem menurutku, dia tega banget teriak ke aku terus tanya,dan itu berulang kali "Hey, kamu kentut ya? Bauu bangets" di depan para pendaki lain. Karena kita emg doyan nyanteng ya aku bales aja, dengan nanda ketus juga. hahaha. Untung aja aku ga kentut (sumpah seriusan) tapi sama aja malu juga ditanyain gitu. 

5. Pos 4-pos 5 (30 menit), perkiraan peta (0,5-1 jam)
Di sini mulai vegetassinya hutan lamtoro (pdhl gw juga ga ngerti itu kayak gimana). Sampe di pos 5, kru pertama langsung gercep cari space buat bikin tenda (udah ga kuat bang, badan adek semua buat lanjut ke pos 7). Baru juga ngecup udah ujan aja, terpaksa kita semua berlindung di shelter (apaya namanya gw juga lupa, kayak rumah gitu deh). Di sini aku sama Fita yang cuman satu2nya cwe di shelter diantara belasan laki-laki, dapet bonus teh manis yang menurutku enak dari bapak2 (yg akhirnya kita panggil mas) dan bapak2 itu bilang kalau aku marah-marah cumn gara2 aku ga ngegubris mereka pas bilang tali sepatuku lepas (seriusan ga denger). 

Lagi-lagi, Pas masang tenda di pos 5 juga, waktu aku lagi bete banget ama anak2 (haha, maafin ya abis aku gasuka pasang tendanya gak bersih, ama framenya pada berlumpur semuaah, kan tendanya jadi kotor, kan kalian juga yang nanti kasian nyucinya, huhuhu). Aku gak sengaja ngomong rada ketus ke Putra, "Tenang gakan tembus kok, hah" eh bapak2 ini dari belakang bilang, "Marahin, terus aja mba temennya". huhu, aku kan jadi berasa ngediksar mereka semua. hiks,

Akhirnya, dgn kecepatan pelan tapi terbangun juga tendanya, jam 4an kita semua udah mulai bersih2, magrib kita uda masak2, yang pasti yang masak Bagus. Nah, disini terbukti juga kodratnya perempuan lebih jago masak drpd laki-laki, seuseless2nya aku sama Fita beberapa kali si Bagus tanya, ini bagusnya diapain, dan dia nurut juga sama pendapatku (padahal pake feeling doang) hahaha. Tangan perempuan itu bro, walaupun ada yg lentik atau buntet tangannya lebih jago buat hal-hal berbau alat dapur dibandingkan cowo, hahahaha. But, thanks a lot to our chef, Bagus and his assistance Jonowi.

Di sini terkuak sudah kalau Putra yang kadang di kampus sok cool ini jadi bahan bullyannya Jonowi (Tomi) sama Tedi. Pancen gasalah bawa mereka semua, hiburan banget dimalam mingguan saat itu. Disini semua terkungkap kalau yang dari tadi kentut bikin bau Fita itu Tedi bukan aku, Tedi ngaku gara2 dia mrasa bersalah aku dituduh2 sama Fita terus. Pancen kiye Tedi~

Oiya Tedi sempat nambah nanya ke kita, "yang kamu cari digunung apa?" hmm jawabanku, yg jelas aku suka sama suasana alam, liat pmandangannya, tapi dr semua I'd like to know who are my friends, karena dengan naik gunung kita jadi tahu sifat asli temen kita. Terbukti kok, aku jadi tahu Tedi, Tomi, Putra itu gimana. Ternyata Tedi sama Tomi ini jangan pernah dianggap remeh mereka cepet bro, padahal Tomi bawa tenda looh, Putra yang ternyata so sweet dan ga se cool yang kita bayangkan. Pokoknya fix lah, terbantahkan juga kata2 kalau di hypoglossus gada cwoo gentle, well mereka bertiga ini gentle kok, dengan caranya masing2.  

Jam 21.30 kita udah pada tdur semua, rencana muncak jam 2. Tapi pas jam 2 kita bangun, tiba-tiba rencana berubah jadi jam 3 aja (haha pancen kiye, tukang molor semua). Nah, disini aku inisiatif buat bikin minuman anget berhubung aku merasa berterimakasih sama Putra dan Tedi (hanya aku, Fita, Putra, Tedi, dan Allah yang tahu). Dan kita berangkat jam 3.45 !! ngaret 1,45 jam!. 

kru 1 : Heidi, Fita, Tedi


6. Pos 5-Puncak
Ini nih, yang ternyata lama beeeud. menurut estimassi peta itu (4-6 jam), dan kita menghabiskan waktu 4,15 jams~~. Dan aku sama Fita uda mulai keliatan lelaah~. di setiap posnya 7,8,9 kita istirahat terus apalagi di pos 8 kita sempet foto2, ya ampun, sunrisenya bagus banget! MasyaAllah dah, "Maka nikmat Tuhanmu manakah, yang engkau dustakan?". Sayang dong kalau kita ga narsis dikit (aku, Fita, Irfan) apalagi kita punya potograper kece cc:Irfan.

Ternyata Putra yang so sweet bgt (setia nungguin aku atau Fita yang dibelakang), eh seriusan ternyata Putra ini so sweet dan sabar sekali looh, padahal dia newbie dan aku tau pasti dia masih belum terbiasa sama keras dunia perdakian (alah opo sih hey, kowe lebay)

Trek dari pelawangan (pos 9) ke puncak itu, warbyasa broh, aku aja sampai keliatan putus asa, menurut Bagus. Sampai ada mas-mas yg turun nyemangatin aku terus ngasih kayu buat mempermudah jalanku, sambil bilang, "Nih, mba kayu buat mba, biar ga cemen" huu, sedih sebenernya dibilangin gitu. Iya sih cemen, hiks.

Kami sampai puncak jam 8an, dan kru 1 kali ini (Tomi sama Tedi) uda duluan ke kawah, berhubung aku sama Fita sama-sama udah lelah, kita lebih baik nunggu carrier aja deh, ga ikut ke kawah. Oiya di sini kita ketemu ama mas Benni eh salah mas Brian dari AORTA UKDW.

Oiya ada kejadian memalukan di puncak, karena aku sama Fita tahu dari awal kalau ada anak AORTA yang naik Slamet juga, dari basecamp aku sudah mencari2 org bernama "Brian" atau seenggaknya lihat wajah org yang rada China2 gitu (berhubung aku sama Fita blm pernah ketemu dia). Eh ternyata sampai puncak ketemu sama org yang pake baju pdhnya AORTA langsung aku samperin lah ya, dan dengan santainya tiba2 mulutku berbicara,
"Mas, mas Benny ya dari Aorta?"
"Bukan aku Brian"
Oke pliss Hei, Benny itu ketua nya tahun lalu, kenapa kamu harus memalukan seperti ini dengan suara keras, sok kenal, dan di puncak Slamet, hah~

7. Puncak - Pos 5 (2 jam 45 menit)
Lagi-lagi, aku sama Fita pelan tapi pasti menuju barisan paling atas (alias yang paling akhir), belum lagi accident sol sepatu rusak yang bikin aku jadi makin lambat, untung aja ada Irfan sama Putra (Thanks alot!! fan, put! emang cmn tgn cowo yang diciptakan buat bener2in barang). Di sini aku jadi tim paling akhir dari jam 9.00 sampe 11.45. Abis itu kita leyeh2 bahagia sambil makan sisa2 terakhir makanan, yg ternyata masih banyak bangeeet!! Alhamdulillah akhirnya aku bisa bantu2 dikit masak lah, walau pun cuman bantu ngasih pendapat. Btw, emang gsalah maksa2 Irfan ikut, dia bawa markisaa gitu kan, terus dia kekeh gaboleh dibuka sebelum puncak, dan ternyata khasiat asem2 kecut manisnya markissa yang diminum setelah muncak itu, jos gandos lah! (lebih seger dari nutrisari loh)...



dan Kita berangkat jam 14.45 dari pos 5


8. Pos 5-basecamp (4 jam 15 menit)
Aku ga terlalu liatin jam per posnya, karena perjalanan turun ini lebih cepet, walaupun ya pelan tapi pasti aku jadi barisan paling belakang. Sebenernya ini lumayan lama, gara-gara ada accident tali carrier Putra yang copot.. Awalnya cuman 1 terus jadi 2. Lumayan nih hampir 1 jam 30 menit kita istirahat. Tapi, pas turun ini kita jaraknya gak jauh2nya, dan berkat HT nya Putra kita itu jadi alat penghubung dan alat buat ngebully Putra. Oiya gara2 carrier yg rusak ini Bagus harus tendem (warbyasa sekali, bapak Bagus ini). Pas turun ini aku gaberani jauh2 dr Irfan, karena cuman dia yg mengerti maunya sepatuku ini gimana.

Dan alhamdulillah jam 7 kita sudah sampai pos, terharunya lagi udah dijemput ama ibu bapaknya Putra. 
:-):-):-):-):-):-):-):-):-):-)

Sebenernya dipendakian kali ini aku merasa bertanggung jawab sama mereka semua, berhubung aku yang meninisisasi pendakian ini, thanks to Fita yang setia menemani, Irfan yang mau nemenin kitaaah~, juga Bagus yang inisiatif makan-makan enak..

hah, ga nyangka akhirnya bisa juga naik sama ank non osi, non mapala juga ,akhirnya


Big thanks and so sorry, I say to :
1. Makasih tante dan om, ibu bapaknya Putra yang rela mobilnya jadi kotor banget gara-gara jemput kita
2. Buat Putra yang rela nanggung malu, diomongin ama kita, dan menghandle transport kita. Kamu joss gandos kok put, kekhawatiranku ga kebukti, so jangan berhenti di Slamet aja yaa
3. Buat Irfan yang udah mau nemenin anak-anak Osipital, aku sama Fita. Yang skill fotonya kece gila, pancen ora salah bawa kowe fan. Oiya, Bagus juga yang udah jadi chef kita, dan bersedia nendem 
4. Fita, tentunya temen naik dari jaman ece2 sampai sekarang (akhirnya terayu juga ama Slamet)
5. Buat Tedi sama Tomy, juga Putra jangan nyesel ya naik ama cwi2 Osi yang kalian panggil duo srigala -,-. Terimakasih sudah jadi penghibur dengan candaan2 dan logat ngapak kalian yang lucu
6. Buat para penyuplai makanan tambahan, teh dr bpk2 di pos 5, coklat dan minuman anget dr mas2 di puncak, semangka dr mas Fredi.
7. Opi, logistik osipital yang berbaik hati meminjamkan barang-barang kita
8. Para adekku sayang, yang harus kutinggal demi menepati janji pertama. (Cinta kalian semua dah setinggi2nya mdpl)
9. dan pastinya Allah SWT, yang dengan ijin dan perlindungannya kami semua bisa selamat sampe puncak slamet dan pulang ke kosan masing2 dengan selamet. Jangan lupa bilang, Alhamdulillah yaa..

oiya maaf buat Putra, Tedi, Tomi, Irfan, Bagus yang sempet kita (aku Fita) rasani dan aku ketusin, ini demi kebaikan kalian kok (ceilah sok banget). Maaf y kalau cerewet demi kita bisa jalan tepat waktu, dan kalau wajahnya jutek (ini uda kongenital pliss gabisa diubah). Kaliaan yaa, walaupun 2 hari bikin kangen naik brg kalian lagi~


H+7 Slamet,


Hey.

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men