Skip to main content

Jogja : TransJogja jalur 2a

Assalamu'alaykum..
Walaupun rasanya capek, tapi pingin aku pingin banget nulis pengalaman hari ini.. Lebih tepatnya pengalaman naik bus TransJogj jalur 2a.

Jadi gini, kemaren aku memutuskan untuk pergi ke Gembira Loka hari ini, gara2 nonton salah satu berita yang nunjukin banyak satwa-satwa dilindungi yang dijual liar di kawasan entah di mana yg pasti jakarta dan sekitarnya.

Langsung deh jam 9 capcus minta anter ke sepupu ku tercintah mas Reza ke Ngabean.. Oiya Ngabean ini deket ngambilan kalau ke arah Selatan itu jalan Wakhid Hasyim. Di ngabean ini ada haltenya trans jogja. Aku memilih jalur 3a dari ngabean terus turun di JL. Kol. Sugiono terus lanjut naek bis jalur 2a (kalau di peta jalur trans jogja yang ditempel di haltenya jalur bis ini yg warnanya merah). Bus ini turun di jl. Kusumanegara jalan dikit ke arah barat udah ada plang bertuliskan "Gembira Loka Zoo". 

Pas lagi naik jalur 2a aku menemukan salah satu hal yang unik, untuk ke bonbi ini dari halte yg ada di sugiono itu kita harus ngelewati 4 halte dlu. Nah, di halte ke 1 ada seorang laki-laki yang tunanetra masuk. Sempet kaget juga bisa2nya dia jalan sendiri tanpa teman, untuk aja kenek bus trans yang baik hati ini bantuin laki-laki itu duduk, setelah duduk laki-laki itu nelpon temennya dengan hp yang dia bawa. Sebelumnya dia sempet kaget, karena volume teleponnya yang kegedean, mungkin ga sengaja kepencet.

Kalau diliat2 laki-laki itu, sebelah mata kirinya memang tertutup, tapi sebelah mata kanannya kayakya katarak, jadi kalau memang iya bisa sembuh loh. Ngeliat laki2 itu aku jadi malu sendiri, orang yang tunanetra aja masih semangat naik bus sendiri, dibandingkan sama aku. Yang sukanya minta anter jemput, yang buat pergi keluar aja ada banyak macam alasan, ya bajunya masih dicuci, ya lagi ga mood, ya lagi panas, ya lagi kesel. Dibandingkan sama laki-laki itu jelas kalah banget! Ya mungkin dia memang udah terbiasa, tapi sama aja jalan ke haltenya, ngelangkah ke busnya, cari tmpt duduk, apalagi kalau penuh harus berdiri, buat aku yang Alhamdulillah masih punya 2 mata yang sempurna aja uda ngerasa rempong banget, gimana dia? Ga enakan sendirian, apalagi kalau tunanetra. Jujur, aku yang sedikit lebay ini merasa terharu saat itu juga.. 

di halte ke 2. tiba-tiba dateng tunanetra yang lain, yang langsung duduk deket sama tunanetra yang tadi, sebut saja laki-laki 2. Ternyata mereka itu temenan, mereka langsung ngobrol-ngobrol gitu.. Eh gabeberapa lama kemudian datang laki-laki 3 di Halte ke-3, yang ternyata temennya kedua laki-laki yang lain. Well, aku yang lebay ini mulai terharu lagi, so sweet aja ngeliat mereka sampe segitunya temenan, janjian pake bus yg sama. Oiya aku ngerti sekarang! tadi laki-laki 1 itu nelpon temennya entah laki2 2 atau laki2 3. Jadi inget sama anak2 di pwt. Ada Fita, Fifi, Ayu, Billy yap mereka yang paling dket sama aku. Kalau di sama-samain sih mungkin itu aku, Fita, sama Fifi yang dulu sering maen sana sini di pwt. Kalau mereka berteman karena persamaan nasib, mungkin aku sama Fita Fifi berteman karena sama-sama hobi maen, dan naek motor juga, (Pewete gada trans coy!)

Seneng ga sih ngeliatin pertemanan macam itu? Sama-sama punya kekurangan, saling mendukung satu sama lain. Jadi inget waktu mereka bertiga ngobrol bareng sambil ketawa sesekali, kebutulan laki2 1 dan laki2 2 duduk sebelahan, laki-laki 1 berbisik ke laki-laki 2 sambil pegang bagian bawah kursinya, laki-laki 2 itu langsung megang bagian bawah kursi si laki-laki 1. Mungkin mereka ngerasain ada permen karet kali ya, aku langsung mikir kayak gitu. Oiya Allah kan selalu kasih lebih dibalik kekurangan, yap aku yakin mereka diberi sama Allah perabaan yang jauh lebih sensitif dibandingkan kita orang yang normal jadi mereka lebih peka kalau ada ngerasa ada yang aneh diperabaannya. Tapi yang paling penting, pagi itu aku bersyukur banget, Allah masih kasih aku 2 mata normal buat ngeliat, padahal akhir-akhir ini aku sering ngeluh karena punya mata yang sinis klo kata orang2, yah mata yang nyebelin deh, bahkan dulu aku sempet dibilang si mata tajam, (asem) dan yang paling parah pernah dimusuhin sama satu kelas karena pandangan yang ga bersahabat. Hah, mungkin memang tadi aku sengaja diketemukan sama mereka, biar aku bisa lebih bersyukur, apapun itu bentuk matanya, mau sipit mau melotot, mau masuk ke dalam, atau pun lensanya berwarna coklat kek, hitam, hijau, atau biru yang diidolakan banyak orang. Yang penting satu, bisa melihat dengan jelas, bisa lihat indahnya pemandangan, jalan yang dipenuhi kendaraan, ataupun kalau beruntung ketemu sama cwo ganteng atau cwe cantik.

Yap, pagi itu aku diingatkan kembali, atas semua nikmat yang uda Allah kasih. Terutama kedua mata ini, yg diciptakan sesempurna mungkin hingga bisa melihat jelas sampai sekarang. Walaupun mata ini tidak sebagus artis2 di barat sana bahkan cenderung tajem dan jutek. Yang penting bisa melihat dengan baik to?


Januari 2014


Alhamdulillah





Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...