Skip to main content

What I have learned

Sekitar 5 tahun yang lalu saya hanya anak kecil yang belum mengerti apa itu belajar, apa itu agama, apa itu hidup, dan arti hidup, yang saya pikirkan hanyalah kebahagian, more more and more. Saya tidak ingin perubahan pada diri saya tapi saya ingin perubahan dari orang lain, mengharapkan orang lain bertindak seperti yang kita mau. Menyalahkan orang, mengkritik orang, dan mencaki maki orang ketika kita gagal. But, it’s over. Kebahagian itu datangnya bukan dari orang lain tapi dari dalam diri kita sendiri.
LONG TIME AGO
Dulu, pendidikan adalah hal yang ga penting buat saya, tapi sekarang apa yang saya dapat dari pendidikan itulah yang membuat saya gembira. Walaupun saya belum mendapatkan ranking 1, tapi setidaknya dengan pendidikan yang saya dapatkan saya mendapatkan ranking 5 besar, Alhamdulillah bukan cuman saya yang bahagia tapi orang tua saya yang bahagia.
Dreams, saya mempunyai banyak impian tapi saya tidak pernah mau mengusahakannya, tapi sekarang pemikiran saya berubah sebuah impian akan berubah menjadi sebuah kemurungan jika kita tidak mengusahakannya tapi jika kita mengusahakannya bahkan jika kita gagal, satu kebanggaan besar akan kita rasakan. So, I have to try to make my dreams come true.
Hidup, hah hidup. Saya baru mengerti sekarang kenapa hidup itu sangat berarti. Memuaskan ego, hasrat dan keinginan saya bukanlah cara yang tepat untuk membuat saya bahagia. I’ve learned about life, dimana saya bahagia ketika melihat orang yang saya sanyangi tertawa, dimana saya begitu senang ketika melihat teman saya yang sedang murung tertawa karena saya, saya bahagia ketika saya memberikan motivasi pada seseorang yang membuat mereka semangat. So, hidup itu berarti jika kita bisa bermanfaat bagi orang lain.
BERUBAH
Everything is change, dari cara saya memandang setiap individu, mungkin belum 100 persen, tapi saya mulai mengurangi semua negative thinking saya pikirkan terhadap orang lain, dan saya …… free. Hati dan pikiran saya tidak penuh dengan pikiran untuk memikirkan orang lain. Tapi saya lebih konsen dengan apa yang ingin saya raih.
Everything is change, cara menikmati sesuatu kini terasa berbeda, banyak mengeluh bukan cara yang benar, semua jalan yang diberikan Allah itu adalah yang terbaik, saya yakin itu. Memang kadang kala saya tidak bisa memegang kata2 itu, tapi ketika saya mulai mempraktekan kata-kata itu motivasi saya akan tumbuh, ketika saya tidak menang dalam suatu kompetisi saya berkata “Allah belum memenangkan kita, mungkin karena kita memang belum berusaha dengan baik, so next time kita harus lebih giat berusaha, biar Allah melihat bahwa kita pantas untuk jadi pemenang”.
Everything is change, pertanyaan saya bukan lagi tentang bagaimana saya membahagiakan diri saya, tapi tentang bagaimana cara saya untuk sukses agar saya berguna untuk semua orang, terutama orang tua, dan kemajuan agama saya. Suatu saat nanti saya harus menjadi orang yang sukses yang akan membuat orang tua saya bangga, saya ingin melihat anak-anak kecil yang terlantar tersenyum, memberikan fasilatas kesehatan gratis, eksis dalam dunia internasional dan menjadi orang yang memotivasi orang lain. Impian saya banyak, tapi tidak semua impian saya akan berjalan dengan sukses kan? Saya selalu teringat dengan kata-kata Mario Teguh, bahwa bilanglah terhadap Tuhanmu (Allah) Ya Allah, hamba berjuang di jalan-Mu, untuk menjadi orang yang berguna, bila hamba gagal maka hamba gagal di jalan-Mu.
So, don’t ever blaming someone for your fail, and always say thank to God because everything he gives is the best way for us.
Ya Allah, jangan biarkan hamba melupakan semua prinsip ini, jangan biarkan hamba kembali menjadi pribadi yang berfikiran sempit, istiqamah kan hamba di jalan yang benar, lindungi hati hamba dari penyakit hati, kuatkanlah motivasi hamba ini ya Allah. Dan jangan biarkan hamba melenceng dari jalan-Mu ya Allah. Hamba ingin sukses akhirat dunia.. J

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...