12/16/2020
Assalamu'alaykum semua nya, lama tak berjumpa. Lama tak menyimpan cerita dalam sebuah narasi buruk mengenai hari-hari ku dan juga mimpi-mimpiku. Hidupku kini terlalu monoton terlalu mengejar target yang selalu terlambat.
Sudah 2 tahun lamanya aku tinggal di ibu kota, banyak pengalaman dan hal-hal yang aku dapat disini. Mulai dari shock culture 3 bulan pertama datang di Jakarta. Belum pernah sebelumnya aku mengalami kesulitan adaptasi selain di Jakarta ini. Dulu, aku pikir aku termaksud orang yang "keras" yang tidak mudah tersinggung namun setelah datang ke Jakarta aku sadar mental ku tak sekeras itu. Menjadi orang baru Jakarta dulunya adalah sebuah tantangan. Menjadi diri sendiri sangat sulit waktu itu, menjadi orang lain apa lagi. Terutama di saat itu aku menjalani masa magang di departemen kandungan dengan orang2 lulusan UI atau setidaknya orang-orang yang memang tinggal di sana. Banyal hal-hal yang aku khawatirkan, terutama di nyinyirin. wkwkw. Karena pada dasarnya aku adalah manusia "unik" atau "aneh?" yang ga jarang orang2 mengakuinya.
Setelah memutuskan untuk internship di Jakarta aku mulai memahami dan mulai menikmati hidup di Jakarta. Kota yang serba ada serba bisa, mudah sekali menemukan barang, menemukan makanan, menemukan transportasi umum di Jakarta. Contoh kemana2 bisa naik busway, mau cari latihan muay thai ada, mau lari di taman ada, mau cari makanan vegan (FYI, aku vegan) juga ada. Bilamana tahun 2019 adalah tahun yang sulit dimana aku berusahan keras untuk beradaptasi di Jakarta. Maka, tahun 2020 adalah waktu dimana aku menikmati Jakarta, menikmati germelapnya pula. Dimana aku menjadi diriku sendiri dengan versi yang berbeda.
Lalu.. aku melupakan tujuanku sebetulnya menjadi seorang obstretrician, walaupun mungkin untuk beberapa orang dalam posisiku sekarang (sebagai anak magang senior) mendaftar PPDS adalah hal yang mudah. Namun sayang buatku ini masih terlampau jauh, masih ada banyak anak tangga yang harus kutaiki, masih ada banyak check list yang harus kupenuhi. Hingga aku sadar hal yang terpenting aku lewati, mimpiku selama ini aku lupakan, mengabdi ke daerah terpencil. Kemudian, aku teringat tekadku menjadi dokter adalah mengikuti program pengabdian di daerah terpencil.
Lama rasanya aku tidak menjadi seorang pribadi yang tulus, lama rasanya tidak berjumpa dengan kegiatan sosial, lama rasanya menjadi penyedia jasa medis tanpa menerima "jasa", terasa kerinduan yang mendalam akan Purwokerto, tempat yang begitu tenang dengan teman-teman yang sederhana. Teringat pohon-pohon, bau hujan, suara-suara burung yang terdengar saat kami melakukan kegiatan sosial di desa atau saat kami mengikuti keagiatan alam. Dimana aku yg dulu? yang begitu besar keinginannya untuk merantau di tempat nun jauh di sana, yang begitu anti dengan "comfort zone".
Saat ini didalam hatiku, bergejolak rasa yang kuat untuk segera mendaftar PPDS, bergejolak pula keinginan yang kuat untuk mengikuti NS, PTT, atau PN. Sungguh, Jakarta yang begitu menggoda ini lama-lama membuat ku muak.
Galau yang bermanfaat,
HDM
Comments
Post a Comment