Skip to main content

Terealisasikan : dari kepeleset hingga gak mudeng lihat seni (Part 2)

Hari pertama kami di Jogja, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di Art Jog yang katanya event musiman alias cuman beberapa bulan aja, sebenernya event ini yang bikin Fita ngajak ke Jogja dan akupun jadi kabita, oh tentu bukan karena Art Jognya (karena aku gak terlalu tertarik dengan hal itu) tapi lebih ke Jogjanya (yeah, lagi-lagi ke Jogja, gmn dong org gak puas2 ke Jogja, xoxo).

Aku dengan partner nekatku..
Karena kami berleha-leha dan berlama-lama di Turi-turi cafe, akhirnya rencana jalan-jalan hari pertama buat ke Art Jog jadi mundur total, yang awalnya mau siang jadinya sore, sampai akhirnya jadinya malam2.. Sebelum ke Art Jog kami memutuskan untuk mampir di salah satu sekre mapala di kampus UKDW, malu juga sih karena kita nenteng2 carrier dan harus nanya-nanya dulu ke satpam.. Singkat cerita karena kami disuruh parkir di basement biar aman, aku sama Fita parkir di basement paling bawah alias buat mahasiswa, karena ternyata sepi bgt disana akhirnya kami pindah parkiran dan lewat jalan yang beda (awalnya kami turun lewat depan, trus kami lewat belakang). 

Naasnya, si jalan yang naik ini dipengkolan basah karena air yg netes dari atas, aku udah batin tuh, jatuh gak ya ini bisalah si Fita gak jatuh, wis jago pake motor ini. Tenyata kami jatuh bung, motornya tergelincir, jatuh ke arah kiri untuk kaki aku sama Fita bisa nahan, jadi motornya ga literally bener2 jatuh gitu, ini tragedi konyol kedua, kalau inget aku pingin NGAKAK, btw aniwey perlu didramatisir air yang netes itu gatau ya air apaan tapi bau selokan sumpah, akhirnya sepatu aku+Fita dan celana Fita lengkap sudah di hiasi dengan bercak-bercak itam khas solokan! Belum lagi insiden hape tiba-tiba ilang dan aku harus balik lg ke tkp dan tyt hapeku tergeletak di tkp dibalut dengan cairan bau solokan iatu :-((((, lengkap lah sudah bau selokan ini, untung aja ada tissue kering+basah, hand sanitizer, dan sisa air minum alakadarnya yang jadi penyelamat. Tenang bung, kami bisa menghilangkan bau selokan itu! Hmm, tapi gak juga sih karena ternyata celana fita yang kotor keliatan sama mas Brian.. 

Memasuki daerah sekre, aku sama Fita malu-malu kucing gitu, klo ke sana tiba-tiba kok gmana yaa.. ada orang gak ya? lagi rame gak ya? sampai akhirnya aku maju digarda terdepan (karena tampaknya aku lebih gatau malu dari Fita), dan ternyata lumayan banyak ada orang di sana.. Singkat cerita aku sama Fita ngobrol2 di sana sambil nungguin mas Brian dateng (mas Brian ini anak KU UKDW tp bukan anak Gappala, but dia suka main2 ke sekre ini). Alhamdulillah, lumayan di sana kita bisa memangkas uang makan siang alias dikasih makan. 

Karena uda kesorean, aku sama Fita memutuskan untuk check-in dlu, di hotel. Alhamdulillah gaes, hotelnya hasil sponsorship sehingga kita bisa bersenang-senang tanpa mengeluarkan uang, terimakasih kepada pemberi sponsor semoga dibalas sama Allah ya! <3



Menikmati minuman "selamat datang" di salah satu hotel di Yogyakarta. Gaes minuman ini enak loh yakin, kalau kalian ke sini sangat recomended utk mencicipi ini asal jgn pas puasa aja..
 

Sambil menunggu azan magrib kami leyeh dan mandi sore dulu.. Setelah magrib baru kami pergi ke Art Jog ditemani sama mas Brian.. Hmm. ngomongin tentang Art Jog, untuk memasuki museum itu kami harus membayar 50k, denger-denger dari orang2 yang pernah ke sana harganya jadi mahal bgt, dulu katanya cuman 30kan gitu. Tempatnya sih lumayan banyak seni-seni yang sebetulnya aku ga mudeng itu apaan, karena udah bayar mahal aku mencoba untuk menghayati dan membaca deskripsi dari karya seni itu. Tapi serius deh, gw ga ngerti itu apa :-( aku malah pusing bacanya, akhirnya aku cuman kayak baca sekilas doang.. Mau foto-foto tapi rame juga, kan males. Akhirnya cuman beberapa foto yang baguus, dan foto-foto didominasi oleh segerombolan orang-orang yang lagi lihat karya seni tsb. 

mas Brian dan Fita lagi mikir gaes, aku cuman bisa moto tok


Art Jog ini ada tiga lantai, walaupun gak baca dskripsi dan gak bisa menikati keindahan karya seni, butuh waktu minimal 1 jam buat muterin tempat itu. Aku, Fita, sama mas Brian mungkin hampir dua jam muter-muter... Tampaknya sih Fita ama mas Brian ini menikmati karya senin itu, diliatin, dibaca, dipikir, lah aku? lihat --> gak bagus --> tinggal, nek bagus --> foto cekrak cekrik ngasal sing penting tampak indah.. Oiya ada satu karya seni yang kusuka karena dia paduan dari beberapa organ gitu (tp ga ngeri) 

Ini nih karya seni satu-satunya yang kusuka

Fita lagi mencoba menghayati



Ki opo jal?

Apik..



To be cont again.. (btw maafin byk contnya karena byk memori yang pingin ku simpan jadi aku cerita sedetail mungkin) xoxo


Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...