Skip to main content

Pahitnya KopiKu


Senin, 6 Juni 2016

02:00
"Masih belum sampai juga" kata kami, aku dan Fita pasca pendakian kedua kami ke Slamet, yang buatku bukan pendakian yang menyenangkan. 
"Tinggal aja mas," kata kami lagi yang mulai ga enak sama abang-abang yang nemenin pendakian kami. Karena harus nungguin kami yang masih nunggu adik-adik kami yang gak segera muncul-muncul..

"Gapapa ditungguin aja," jawab mereka. Akhirnya kami membuka matras sambil tiduran di depan gedung B kampus. Kotor, belum mandi, capek, acak2an, tidur sembarang di depan gedung kuliah.. disamping lapangan batminton tengah gedung. Mungkin kalau sudah pagi kami semua bakal diusir..

Aku sudah tidak mood, apalagi Fita mungkin dia lebih-lebih. Perasaanku campur aduk, antara kesel sama sedih. Kok bisa mereka gak dateng-dateng, kok bisa aku tinggalin? Tapi kan memang dari awal jalan kita beda, aku membela diri. Salahkan membela diri? Saat itu aku sudah capek terus-terusan menyalahkan diri.

Kami lalu membeli beberapa minuman kecil, untuk menyimpan tenaga ekstra buat puasa hari ini, untungnya sudah beli nasi goreng jam 12 dini hari tadi. 
"Gak mau pada pulang?" tawar kami lagi...
"Aku pulang jam 4 deh," jawab Ageng. Dini hari itu, kami ditemani dengan 4 teman kami, mas Pacet, Mas Kalong, Mas Bagol, dan Ageng. Keempatnya dengan baik hati menemani kami sampai akhirnya aku dan Fita mencurahkan unek-unek kami semua disana. Aku dan Fita, yang sama-sama bingung harus bagaimana, kami sama-sama diujung tanduk saat itu, nasib kami tidak jelas, keberadaan kami pun tidak jelas.

Dan pagi itu, jadi perbincangan berat yang dihiasi dengan nasihat dari mas Pacet, mas Kalong, dan mas Bagol. Sedangkan Ageng tidur, tapi aku yakin dia dengar.


Sebentar lagi subuh, samar-samar aku dengar mereka datang. Kami lalu menyambut dan membantu beberapa, mengembalikan alat-alat kami ke sekre. Aku yakin kami sebenarnya sudah sama-sama tak peduli, aku kecewa sedangkan kalian lelah. Maka dari itu kami berbasa-basi. Lagi-lagi perasaanku campur aduk, sedih melihat mereka yang kelelahan tapi juga kesal toh karena mereka sendiri gak latihan jadi begini..
"Makasih ya fit, hei sudah nemenin." Kata seseorang senior
"Iya mas sama-sama, makasih juga sudah jemput mereka." Toh ini kewajiban. Dalam hati aku berbicara, kalau dulu aku kesal dan sedih tidak ditemani, masa aku berbuat seperti itu juga? Aku dan Fita mencoba untuk menjadi kakak yang baik saat itu, tapi apa daya sepertinya kami gagal. Gagal mengingatkan akan pentingnya latihan fisik, gagal memberi semangat, gagal menjadikan mereka orang-orang yang tangguh. Lalu apa kami tangguh? tentu tidaklah setangguh yang lain, tapi aku yakin, kami termaksud orang-orang yang bertahan, We suffer but here we are. Still come, and come, until they've never hear us.

Dini hari itulah aku pikir perjalanan kami berenam sampai di sini, mungkin ini terakhir kami bermain bersama lagi. Mengingat aku dan Fita yang akan segera koas, abang-abang yang sibuk dengan kehidupan di pertanian juga.. Lagian, aku malu kalau harus ketemu mereka dengan semua hal yang sudah terjadi kemarin-kemarin. 



Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men