Skip to main content

BANJARNEGARA : Day 2

 Sabtu, 20 Desember 2014
Aku, lagi-lagi Otong dan Jazuli pergi ke banjarnegara keliling-liling kota melihat dengan asik keramaian di jalan…
Hari ini sebenarnya rada absurd, karena aku sendiri gak tau nanti di sana harus ngapain dan akan ngapain, berhubung kedua posko kami sudah tutup dan sudah ditempati orang lain. Dan ternyata benar, sampai di sana kami gak ada posko! Alias telantar, gak da tempat untuk menginap. Sebenernya ada anak vagus sih, tapi gamungkin juga kalau kita harus menginap bareng mereka+kopasus+SAR solo, bisa-bisa jadi dendeng yang lagi dijemur. Atau pengungsi part 2, dan gak enak juga sih menuhmenuhin tempat, mana pakde Hakim ini ngehabisin space banget.

Harapanku sih, kita bisa dibawa ke TKP, ternyata mas Hakim lagi-lagi PHP, bukannya di suruh ke TKP, alih-alih di suruh ke kecamatan lagi buat lihat posko di sana kosong atau enggak padahal maksudnya buat cari tempat menginap. Cus lah, aku Otong dan Jez pergi ke kecamatan dan hasilnya nihil, poskonya udah ditempatin sama orang lain. Itung-itung di sana, aku sama Otong nyari Riko sama Riki, Otong kayaknya niat banget nyarinya sampe dia masuk ke ruang tidur pengungsi, tapi sayangnya kita ga ketemu sama Riko Riki, keliatan banget Otong kecewe gak bisa ketemu sama mereka.

Akhirnya kami coba ke perhutani, hah, sama aja penuh poskonya malah diisi sama dokter, tempat pengungsiannya juga penuh banget, gak mungkin kalau kita ikutan nebeng. Opsi terakhir dari mas Hakim adalah ikut poskonya YONKES II alias Batalyon Kesehatan II, TNI cuy! Aduh, plis lah yah. Malu lah ya minta2 tempat ngungsi ke markas TNI yang isinya laki-laki semua, gue cewek ada 3 cowok bareng gue, kenapa coba gak mereka aja yang ngomong? Tapi mau gimana lagi, mas Hakim malah terus ke TKP, Otong dan Jazuli juga malu2 gitu, karena posisi aku sebagai senior mau gak mau yang ngomong aku..

Ternyata, bener! Malu bertanya sesat di jalan! Akhirnya aku coba buat ngobrol sama mas2 dan bapak2 di markas itu. Mereka baik banget, mereka memperbolehkan kami menginap di sana, dapet 5 tempat tidur kosong juga lagi+didalam jadi gak dingin. Jadi, aku dapat pelajaran di sana,
1.       TNI itu gak segalak yang aku kira
2.       Disaat-saat seperti ini, beranikan diri untuk minta tolong itu perlu
3.       Jangan gengsi
4.       Be supel girl!
5.       Fix harus cari kerjasama resmi sama badan pemerintahan, entah SAR BASARNAS atau TNI
Yap, tapi sayangya gue satu-satunya cewek di sana, hmm.. tapi sebenernya aku biasa-biasa aja sih, toh udah biasa dan aku yakin mereka orang baik-baik juga walau mas-masnya  ada yg suka sepik-sepik dikit. So far, mereka ternyata baik, lumayan rame lah diajak ngobrol.


Paginya, aku yg lain pamitan sama mereka, nah yang ini ga PHP. Karena, sore kemarennya mas Gogon ngejanjiin ngajak ke TKP, dan benerlah paginya aku, Otong, Jazuli, sama mas Hakim cus ke TKP.Yeeeey TKP akhirnya perjuangan ke sana dan meninggalkan pekerjaan menjadi pager ayu dipernikahan mbak Nova terbayar sudah!  Lumayanlah akhirnya di sana, tenagaku ini digunain juga buat ngangkut2 barangbarang yang kena longsor ke truk walaupun sekali doang, ada gunanya jga aku di sana. Aku benci gabut! Gak ada gunanya! rasanya useless banget klo nganggur, dan gak ngerjain apa-apa. Buat aku, walaupun cuman beres2 logistik, atau mungutin sampah lebih baik dari pada gabut.

Kalian harus lihat, betapa bersihnya TKP tersapu tanah longsoran, mulai dari rumah, jalan, sampai sawah tertutup sama tanah semua. Sedih gak sih? Ngerasain gak sedihnya warga sana, yang kehilangan anak, adik, kakak, sanak saudara, dan bahkan guru atau murid gara-gara ketiban tanah longsoran. Mati atau meninggal itu memang gak pernah pangan waktu dan di mana kita.
Tapi sebenarnya, bencana ini juga karena warga sana gundulin pohon-pohon buat dijadiin lahan tani, tanpa memperkirakam dampaknya, semoga aja setelah bencana ini warga sana jadi lebih sadar dan lebih baik dalam menggunakan lahan-lahan di sana.

Siangan, nungguin korban lagi yang ketemu dan kesempatan buat ngangkut ternyata gak membuahkan hasil. Sampai evakuasi ditutup, hari itu tim evak cuman dapet 2 korban (seorang ibu dan anaknya) padahal udah aja anjing pelacak miki relawan loh yang diturunin, mungkin karena udah banyak orang juga sih.
Sebelum pulang, kami sempat ikut rapat penutupan evaluasi, sedih banget bapak-bapak perangkat desa di sana ternyata kehilangan adiknya, dan dia bilang kalau dia udah ngerelain adiknya yang belum ketemu sama warga-warga lainnya juga, yap akhirnya setelah 10 hari evak, evak ditutup dengan terpaksa padahal masih ada korban di dalam sana. Tapi mau gimana lagi cuaca di sana juga gak mendukung…

Oiya di sana juga ketemu banyak teman baru, dan lagi-lagi ada TNI, pamitan lagi deh, rasanya ada di sana itu sebenrnya kayak makhluk asing, karena kalian wahai wanita yang dikelasnya kekurangan cowok dan di mana-mana harus mandiri mengerjakan tugas ngangkat2 karena kekurangan cowok, di TKP kalian akan menjadi seperti makhluk alien yang jumlah cuman sedikit, akhirnya aku jadi kaum minoritas!

Walaupun di sana, akhirnya aku rada gabut, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil, mulai dari belajar jadi friendly, jangan gengsian dan pemalu (karena di sana aku malu bantuin orang-orang, takut di marahin atau malah diusir, padahal ternyata kalau kita mau coba bantu ternyata dibolehin kook), dan pelajaran paling penting hari itu bahwa kematian itu bisa datang di mana saja dan kapapun itu, jadi beradalah di tempat-tempat yang baik, dan ingatlah Tuhanmu setiap saat..

Yang merindukan Riko dan Riki,


HDM
TKP!
Upacara diakhirnya evakuasi


kenalan dengan relawan lain

Markas YONKES II

barang-barang yang aku angkut
Gue jadi yang paling ganteng di sini


w/ Jonathan from TBM FK UI

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men