Skip to main content

BANJARNEGARA : Day 1

Minggu, 14 Desember 2014
Hari itu, hari pertama aku menjalankan misi menjadi seorang relawan, padahal aku biasanya cuman jadi org yang koordinasi dr jauh, cari orang yang mau jadi relawan. Tumben2nya hari itu aku bisa ikut ke Banjarnegara (yeay!)
Singkat cerita di sana, akhirnya kami bikin 2 posko, di kecamatan karang kobar dan di SMAN 1. Karena saat itu personil yang ada hanya aku, Ayu, Bily, dan Otong dibagi dua, aku sama Otong sama Bily, Ayu, dan mas Hakim.


Posko kami ada di Kecamatan Karang Kobar, pengungsinya lumayan banyak, dan tempat posko medis lumayan enak, obat juga sudah disediakan, tapi dingin banget! Lantainya ala2 lantai di bandung yang tiiis2 gimana gitu. Di sana aku sama Otong Gabut!, cuman dapet 3 pasien, tp sebenernya lumayan sih. Kapan lagi coba anamnesis pasien sendiri, sama kasih obat (walau konsul dlu setelahnya). Untung aja, aku bareng Otong yang bisa bahasa Jawa halus. Ternyata, gw memang harus belajar bahasa JAWA! Buat temen2ku yang sekolah di luar daerahnya, pelajarilah bahasa di sana yaa, seenggaknya ngerti lebih bagus lagi kalau lancer.

Pagi harinya aku sempat keliling karangkobar, walaupun ga sampai TKP karena gak dibolehin, sedikit menggambarkan di sana banyak banget relawan, bantuan-bantuan, sampai terkadang malah bikin macer+ribut, orang-orang warga sana juga banyak banget yang ngebet ke TKP, sampai ada satu jalan yang turun gara-gara kebanyakn kendaraan yang lewat, horor banget!

Ngomongin soal relawan sebenernya sayang banget, disaat-saat seperti ini organisasiku sama fakultas belum bisa bikin satu pintu, terlalu banyak cabang dan gak punya koordinator resmi, jadi semua bantuan dan relawan yang seharusnya bisa dijadikan satu pintu, malah bleber ke mana-mana, koordinasinya gak jelas, kamipun belum punya induk pasti kalau ada hal-hal kayak gini terjadi, masih banyak yang perlu diperbaiki. Harapanku kedepannya kami bisa kerjasama sama SAR, atau BASARNAS, TNI juga boleh, biar lain kali kalau ada hal kayak gini, semua jelas, satu pintu, satu tempat, satu lokasi posko yang pasti, dan akhirnya tenaga personilnya juga jadi lebih maximal kepakenya


Oke lanjut ke jam-jam berikutnya, saat itu mas Hakim lagi ngunjungin posko kecamatan, sambil ngobrol bareng orang Margono yang namanya kulupakan (maaf ya bapak-bapak berkumis dari Margono), pas lagi ngoobrol ada anak kecil yang tiba2 nyempling, spontalah aku ajak ngobrol dia. Namanya Riko terus kembarannya datang, Riki. Walaupun mereka kembar tapi mereka bisa dibedain, Riko lebih gendut dari Riki, wajahnya juga keliatan lebih nakal sih, Riki ini lebih imut2 gitu. Dan you know! Mas Hakim bisa main sama ank kecil ternyata! Akhirnya kami banting stir dari tim medis jadi tim penghibur anak kecil.

Entah kenapa aku lebih suka jadi tim penghibur anak kecil, ngajarin mereka itung-itungan, main karet bareng mereka. Hal yang paling menyenangan di sana itu, saat aku, Otong, Riko, sama Riki saling ajar-mengajari permainan karet (kayak bikin bentuk dari karet). Aku ngajarin bikin tembakan, bikin bintang, X, Y, L, sama I; Otong ngajarin bikin roket, pistol, balon udara sama kuburan; nah Riko sama Riki ngajarin bikin balon udara, aku seneng banget waktu itu bisa maen sama Riko dan Riki. Sayang banget hari itu, aku harus pulang ganti kloter yang baru, sedih banget deh pas mereka tahu kita-kita pada mau pulang..
“Mbak, mbak mau pulang ya?.” Tanya Riko yang lagi duduk dipangkuan aku.
“Iya,”
“Ke sini lagi gak mbak?”
“Kamu maunya gimana?”
“Hmm hmm.. aku mau mbak ke sini lagi” jawab Riko
“Hmm, InsyaAllah Rabu mbak ke sini lagi yaa..” jawab gue. Sayangnya rabu berikutnya posko kami yang di sana udah di tutup. Dan hari sabtunya waktu aku ama Otong nyari mereka di sana, aku gak menemukan mereka. Maaf ya Riko Riki, mbak gak nepatin janji.



Salam buat Riko dan Riko,


Heidi : Riko, ceritanya punya 8 pesawat terus dkasih sama mbak 2, sekarang pesawat Riko ada berapa? (Mencoba untuk mengajari mereka matematika)

Mas Hakim : Sini-kesini, mau jadi dokter gak kalau udah gede? Sini pake ini.
                      Dengerin suara apa itu?


adiks Otong, Riko, dan Riki

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men