Skip to main content

Exhausting Night

Aku bukan orang yang pandai mengukir kalimat, pandai merancang kata, tapi biarkanlah aku mngotori blogku sendiri..

Malam ini, dunia terasa sedikit berat untukku, bukan bukan karena aku sedang menyesali takdir, hanya terkadang aku bingung untuk memulai dari mana. Takdir bukan sesuatu yang harus disesali dan di protes, seperti halnya ketika orang-orang dewasa memutuskan perkara mereka yang secara tidak langsung memperngaruhi kita. 

Aku merasa seperti orang tak berdaya, menatap berbicara tapi tidak bisa berlaku apa-apa, terkadang aku menyesali masa lalu, di mana otak ini terbiasa untuk bersantai, sehingga sekarang ketika semuanya harus diselesaikan dengan cara yang cepat aku hanya terdiam mengumpat dalam hati tanpa bisa melakukan apa-apa..

Aku merasa menjadi orang yang tidak tahu diri, membiaran orang-orang lain bersusah payah, padahal aku bersenang-senang, meminta doa sebanyak-banyaknya tapi tidak diimbangi dengan usaha yang maximal, atau berjanji tapi tidak ada bukti..

Aku merasa seperti pecundang, yang tidak berani mengambil risiko

Aku merasa seperti orang yang miskin, miskin ilmu, miskin pikiran, miskin tenaga..

Ah, Tuhan entah kenapa aku merasa sangat kecil kali ini, walau terkadang aku merasa bisa menjadi apapun ketika aku ingat bahwa ada Kau yang akan membantuku, tapi hari ini rasa itu tidak muncul, yang ada hanyalah semua hal yang kutakutkan yang berputar-putar di otak ini, dan memberatkan hati.

Ya, Tuhan aku dipenuhi rasa takut, aku dipenuhi rasa letih akan semua.  Tapi ya Tuhan, makhluk ciptaan-Mu ini masih ingin bertahan, maka dari itu Tuhan berikanlah kekuatan pada manusia yang lemah ini.


Allah pasti sayang sama hamba-Nya


Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men