Skip to main content

Pahitnya KopiKu Part 2

"Hei, ambil foto yuk di mas Pacet sama mas Kalong" kata Fita

"Yuk, dimana? Ke sekre mereka paling ya"

"Ya, disekre aja paling" jawab fita

Mungkin itu kali kedua atau ketiga aku menghubungi mas Pacet dan mas Kalong lewat chat, krn biasanya kami ga pernah chattingan..

"Mas, minta foto" tulisku

"Yuk, kapan?" Jawab mas Pacet

"Abis buka aja, bada isya"

"Dimana?"

"Kita ke sekre nih? Tanya ku..

"Ke tempat lain lah, kita nongs." Akhirnya dengan segala kesengajaan, yang awalnya aku pikir hanya akan minta foto trs ngobrol dan pulang, kami memutuskan untuk minta foto sambil nongki.. nongki2 yang naik gunung kemarin ceritanya. 

Kurang lebih satu minggu setelah pendakian bersama, kami berempat bertemu, aku, Fita, mas Pacet, dan Mas Kalong di kedai ketan susu kesayangan kami.. Sayang kami cuman berempat, mas Bagol dan Ageng ga ikut krn ada hal lain..

Karena jurusan yang beda teman yg beda dan usia yg beda pula, banyak sekali cerita-cerita yang "aneh" kami saling ceritakan. Dosen dipertanian, dosen dikedokteran, dan hal-hal lucu lainnya yang saling kami ceritakan..

Akhirnya kami memilih bermain kartu UNO (terinspirasi dari mas Kalong yang dendam kesumat pasca dibedakin penuh cintah sama dan Heidi karena kalah main UNO). Dengan segala keikhlasannya Fita memperbolehkan kami menggunakan lipstik kesayangan dia buat mencoret-coret wajah si pencundang! Alias si kalah. Jelas aku dan fita penuh dengan coretan, mas Kalong pun iya, tapi mas Pacet tidak!!!!

Karena keasyikan main UNO, dan keinginan kuat untuk mencoret wajah mulus nan hitam mas Pacet, sampai tengah malam kami masih bermain UNO.. dengan berat hati, akhirnya kami pulang sebelum waktu saur tiba.. Tak kepikiran sekalipun bakal ketemua lagi dan main lagi..

Setelah itu, tidak beberapa lama kemudian mas Pacet membuat grup di instagram dengan judul "Pahitnya Kopiku" sejak saat itu, aku, Fita, mas Kalong, dan mas Pacet ketagihan nongkrong bareng. Nongkrong sambil main UNO, sampai tengah malam sampai hanya kami berempat yang tinggal di sana..

Kehidupan koas juga ternyata tidak membuat aku dan Fita sok sibuk.. Minggu kedua awal kami koas, kami masih sempat nongkrong bareng walau ga sampai malam krn besoknya bukan hr libur. Beberapa momen maksain pun sering tjd, seperti Fita yang jaga keesokan harinya tapi sampai dini hari nonbngkrong, mas Kalong yang mau pendadaran, aku yang sedang jaga on call dan harus balik ke margono lalu balik lagi krn ada banjir pasien forensik di IGD.

Tepat 2 hari sebelum puasa, aku yang saat itu mau ujian interna susulan diajak camping ke bambangan. Akhirnya dengan penuh niat dan rasa haus akan jalan-jalannya dua koas kami berangkat ke Bambangan pukul 22.00. Dingin, gelap, dan jalan motor yg jelek karena memaksakan naik motor (kami malas jalan kaki).

Tanpa tenda, berbekal jaket (yg dipinjemin mas Pacet), flysheet, matras, dan gubuk, aku dan Fita tidur, sedangkan mas Kalong dan mas Pacet asyik mengambil "Milky way".. paginya kami baru sadar kalau hari itu 1 tahun komariah kami bersama-sama, (setelah kejadian menunggu diteras gedung pasca pendakian). And then, we finally take a photo for our Komariah Anniversary!


Gak nyangka sebenarnya, dari iseng-iseng mengajak mereka menamani naik gunung, iseng-iseng nongkrong sambil main UNO, sampai sekarang walaupun mas Pacet sudah Long Distance Friendship sama aku Fita dan Mas Kalong, tapi kita masih keep in touch lewat IG di grup yang sama, Pahitnya KopiKu, sampai akhirnya 2 minggu yang lalu, Om Afif bersama para staff (yang ada mas Pacetnya juga) main ke Purwokerto dan kita sempatin waktu buat nongki-nongki bareng.. I was feeling so happyy!!!!

Thanks god, for sad you've made and you've sent good person for me



nerobos-nerobos hutan dulu kalau mau k sini
Sang juru foto kita

Pelaku penyusun batu gaib
Orang-orang pegunungan

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men