Senin, 6 Juni 2016 02:00 "Masih belum sampai juga" kata kami, aku dan Fita pasca pendakian kedua kami ke Slamet, yang buatku bukan pendakian yang menyenangkan. "Tinggal aja mas," kata kami lagi yang mulai ga enak sama abang-abang yang nemenin pendakian kami. Karena harus nungguin kami yang masih nunggu adik-adik kami yang gak segera muncul-muncul.. "Gapapa ditungguin aja," jawab mereka. Akhirnya kami membuka matras sambil tiduran di depan gedung B kampus. Kotor, belum mandi, capek, acak2an, tidur sembarang di depan gedung kuliah.. disamping lapangan batminton tengah gedung. Mungkin kalau sudah pagi kami semua bakal diusir.. Aku sudah tidak mood, apalagi Fita mungkin dia lebih-lebih. Perasaanku campur aduk, antara kesel sama sedih. Kok bisa mereka gak dateng-dateng, kok bisa aku tinggalin? Tapi kan memang dari awal jalan kita beda, aku membela diri. Salahkan membela diri? Saat itu aku sudah capek terus-terusan menyalahkan diri. Kami ...
Sudut pandang, pikiran, dan cerita dari seorang perempuan yang banyak mimpi. Sedang meraih cita-cita menjadi dokter yang bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya