Skip to main content

Kesal

Aku kesal. Aku kesal harus melihat hal in terulang lagi, aku bingung harus bersikap seperti apa. Aku lelah menerka-nerka kemungkinan apa saja yang bisa terjadi. Setelah segala hal yang terjadi di tahun 2015, akhirnya semua aku menemukan para penyembuhkan, Ageng dan mas Kribo yang bisa buat aku ketawa, yang kalau bareng mereka aku ngerasa jadi cewek aku bisa dikit2 minta tolong, ya pokoknya aku menemukan tempat untuk sembuh, setelah segala hal yang terjadi di tahun lalu.

Lalu, minggu kemaren semua menjadi sangat menyebalkan, terulang lagi, dan yang ini lebih parah. Sedih rasanya, harus melihat Bibah, Fita, Desy, dan Ayu yang juga menanggung dampak dari kejadian ini. Kami sama-sama lelah, kami sama-sama perempuan yang berfikir dengan perasaan, logika kami tidak sepintar para lelaki, kerja kami tidak secepat mereka, dan kadang kami kebingungan sendiri harus seperti apa.
Dan lagi-lagi ada rasa melindungi mereka, mau tidak mau aku harus ada di bagian depan, entah kenapa dari dulu aku merasa punya kewajiban untuk melindungi mereka semua, setidaknya juru bicaranya mereka. 

Btw, soal kejadian ini. Aku bingung sebnarnya, apa yang diinginkan guru kami. Apakah beliau benar-benar membenci kami? apakah beliau sedang menguji kami, menguatkan mental2 kami yang lemah? aku tahu setiap apa yang beliau lakukan kepada kami dari dulu itu biar kami gajadi MENTAL TEMPE, tapi kali ini beda. Kali ini cukup menyakitkan, kali ini Ibu Desy tukang begal dari Medan pun sampai nangis.

Aku ga pengen dikasihini, aku gak pengen ditangisi, uda cukup tahun 2015, tahun cengengnya aku, tahun tempenya aku, harus berakhir sekarang! mungkin tahun kemaren aku kehilangan banyak orang,  tapi mungkin kali ini mungkin aku yang menghilang. Bukan bermaksud sombong, bukan sama sekali bukan. Cukuplah saat ini mereka berempat menemaniku..


Terimakasih buat :
1. Aku males banget nulis nama mereka, tapi mau gimana lagi. Makasi mas Kribo dan Ageng, kalian sukses bikin aku ketawa terus!
2. Mas Cahya sama Mas Ijal, you always be our brothers!

Comments

  1. Hmmm gitu toh...
    Kalo butuh ketawa2 lagi kabar2 aja yes.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men