Skip to main content

21 yo

Assalamu'alaykum, resmi sdh aku berumir 21 lebih 10 hari. Gile ye, tuak juga gw!

Diberkurangnya umur tahun ini aku memulai satu kebiasaan baru, semoga ja bertahan ampe akhir hidup. Trying to stop celebrate my birthday, aku lg mencoba untk gak merayakan ulang tahunku, seenggaknya gak mengharapkan dikasih ucapan ama org2 terdekat, kenapa?

Berkurangnya umur, berarti berkurangnya jatah kita buat bikin dosa karena umurnya kita di dunia uda dikurangin tuh, jd hrs dibanyakin bikin pahala. Mulai dari mengurangi hal2 pemicu dosa, plus nambahin hal2 yg baik. Jatah umur berkurang, lalu sisa umur harus digunain sebaik2nya. Padahal kalau dihitung-hitung dari kecil aku belum pernah punya prestasi, ngehabisin 21 tahun tp prestasi. Perasaan itu yg ngiang2 dipikiranku waktu tggl 19 itu..

Apalagi stlh dpt banyak doa (yg semoga diijabah, aamiin) dr org2, aku mikir, "aku uda ngelakuin apa aja buat org2 ini? Aku idup uda ada gunakan buat org2?", lalu tiba2 aku merasa tlh menzalimi byk org, udah banyak bgt janji yg terealisasikan, teman yg diabaikan, uang yang tak disedekahkan, shalat yg masih ditunda-tunda? Lalu apa yg harus kurayakan? Apa yang harus ku banggakan? Pantaskah aku merayakan 21 tahun kehidupan yang lebih kupenuhi dgn hal-hal yg buruk? Adakah perubahan yang kulakukan dr 20 menuju 21? Jadi, apa pantas aku mengharapkan ucapan dr org2 yg kuzalimi? apa pantas aku merayakan berkurangnya jatah hidupku? Karena pemikiran itu mulai skrg dan inshaAllah aku mencoba berhenti merayakan ulang tahunku.

Dari sekian teman-teman yang mengucapkan selamat ulang tahun. Intinya ada yang bilang "hei, kamu tahu aku kyk gmn, jd barakallah ya". Lalu aku teringat slh satu pemicu yg membuat aku berhenti merayakannya, sahabatku yg satu ini yg mengingatkanku ttg itu. Dari perbincangan ringan namun membawa makna dalam, bahwa ulang tahun bukanlah sesuatu yg pantas dirayakan. Aku jg berhenti mengucapkan ulang tahun utk org lain, tp krn pasti ngerasa ga enk klo ga ngucapin, apalagi sama orang terdekat mulai skrg aku ganti sm doa aja, biar maknanya juga jd lebih dalem... Jadi buat temen2 deketku maap ya mungkin mulai dari sekarang aku bakal ngurangin ngucapin itu, diganti doa aja yaaa...

Tapi aku juga mau mengucapkan terimakasih, buat temen2 yang uda perhatian, yg mau merangkai kata, bahkan bikin college fotoku, bikin tulisan dari pasir segala, dan berdoa buat aku. Semoga doanya balik lagi ke kalian yaaa... Aamiin


Kembali lg ke topik 21tahun kehidupan, aku mau memperbaiki diri "lagi", memasang target baru, relisasikan target yg belum kecapai, dan yg paling penting! Numbuhin rasa pingin tahu yang sempet hilang..

Jadi, kesimpulannya inila umur, yg tidak ada satupun org yg dpt meramalkan, yang setiap detiknya berkurang, yang nantinya akan membawa kita keliang kubur, dan saat itu kita tdk pernah tau kapan? Sudah siapakan kita? Sudah selesaikah semua target kita? Sudah banggakah org tua kita? Sudah bersihkan kita dr dosa? Dan ketika ia berakhir berhentilah semua hitungan amal kita, hilanglah semua harga kekayaan kita. Hanya amal dan tubuh yg kita bawa. Lalu ketika itu kurang, adakah pahala yg tdk terputus?
Adakah ilmu yg bermanfaat, doa anak sholeh, amal jariyah yg pernah kita lakukah dulu?


Semoga Allah memberkahi sisa umur kita,

Hey.

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...