Skip to main content

A daughter who get jealous

Akhirnya aku bales, setelah tiga hari aku diemin, aku baca doang, dan papa sampai harus kirim pesan titik doang, sengaja mungkin buat bikin aku baca pesannya.. Tiga hari yang lalu papa habis kirim pessan via WA yang menyebalkan, aku inget hari selasa malam lagi jenguk senior osi di RSMS, pesan itu menyebalkan menurutku dan aku belum bisa bales sms itu, atau belum mau lebih tepatnya, sampai akhirnya tadi pagi setelah papa komen fb, komen pm, dan kirim pesan titik aku bales pesannya. Aku bahkan bales dengan kata2 "sulit rasanya untuk menjawab".

Papa emang bukan bapak idaman ala film2 atau kisah nyata yang, bapakable dan dinginkan semua anak perempuan di dunia ini. Dari kecil sampai sekarang selalu aja ada perbedaan pendapat yang bikin aku selalu bermasalah sama papa, debat usirlah, atau sekedar nurut tapi dibelakang enggak, kata orang, namanya anak pertama biasanya gacocok sama bapaknya, dan itulah aku sama papa, yang gabisa akur, punya aliran beda, aku yg gakbisa kaya adekku, bikin papa luluh dan nurut sama kepenginnya atau malah adekku yang bisa kasih saran ke papa. Dan juga papa yang bukan mama, yang bisa aku curhatin, ajak diskusi, atau sharing masalah kehidupan. Bahkan pernah terbesit cari suami yang gak kaya papa, saking sering cekcok sama papa.

Papa sukanya marah-marah, otoriter sama aku, dan adek selalu jadi putri yang diselamatkan papa. Papa gakbisa dicurhatin, teori-teori papa, gagasan, pendapat papa bukan aku banget. 

Tapi, cuman Papa ku yang ini, yang rela jemput anaknya malem-malem abis latihan teater, atau habis taekwondo, cuman papa yang kalau minggu pagi mau diajak dan ngajarin latian ngencengin kaki sama tangan pas aku masih ikut taekwondo, cuman papa yang suka manggil "anak wedok" walaupun kadang geli dengernya, cuman papa yang mau mijitin kaki aku kalau abis jalan-jalan, cuman papa yang hobi masak kue walaupun suka gagal. Dan cuman papa yang langsung bangun di tengah malam atau dini hari kalau aku tiba2 teriak kesakitan gara2 kram kaki mendadak, terus kaki ku di lurusin dipegangin, sampai gasakit, sampai aku tidur lagi, aku masih inget ekspresi papa yang matanya masih merah gara2 bangun tidur, terus lari cepet2 ke kamarku, langsung pegang kaki ku dan mijetin pelan2. Beneran deh cuman papaku yang ini yang kayak gtu.

Untung sekarang aku sama papa mulai baikan, walau kadang aku suka gabetah lama2 karena papa kadang2 nyebelin lagi. But, he's still my father, and always be my only father. Sekarang bahkan aku gengsi untuk bilang sekedar kangen, kangen sama papa yang jauh di pulau seberang, yang ntah kapan ketemu lagi, yang ntah kapan bisa cium tangan papa sebelum brgkt naik travel ke pwt lagi. Kenapa? aku juga bingung, tapi hari ini aku sadar aku sedang cemburu, aku hanya sedang tidak rela.


Pa, sebenarnya kakak kangen, tapi kakak sedang cemburu. Semoga Allah selalu melindungi papa, di pulau seberang,


Yang merindukan papanya,


Kakak
Papa, waktu seumuran ku kayaknya




Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...