Skip to main content

Ceritanya Aksi Damai

Kamis, 27 Februari 2014, hmm mungkin memang hari yang biasa, eh ada puasa sunah ding. Yap, tapi lebih tepatnya hari ini Kami (aku, osi, dan bbrp mahasiswa fku Unsoed lainya) melakukan aksi damai hmm... ya mungkin semacam orasi, orasi keprihatinan atas pohon-pohon yang ditebang di sekitar kampus kami.

Penting banget ga sih? Well, mungkin aku juga ga terlalu sadar kalau pohon2 itu ditebang tapi coba deh, jalan dekanat yang uda gerang gitu makin gersang aja. Aduh, jadi makin males jalan dari ruang kuliah ke ruang pbl, "Piye sih, pohon yang ada di sebelah parkiran yang cuco itu juga di tebang??", "apa aku harus bawa payung tiap hari buat ngindarin cahaya matahari yang makin lama ga bersahabat?"

Oke, cukup ngomongin kelebayan aku. Tapi, coba sekarang jamannya era kampus2 pada go green, masa fk unsoed  engga? Padahal dlu ikut lomba mahasiswa kompas. Aku mulai iri sama kampus ITB, atau kampus pusat yang "pohon-pohonnya" lebih banyak dan ramah buat para nebengers alias pejalan kaki - klo gada yang ditebengin - kayak aku gini. Bukan bermaksud untuk menjelek2an kampus sendiri dan mmbangga2kan kampus orang. Gazebo yang uda ada pohonnya aja masih kerasa panas gitu, gimana kalo pohon-pohonnya di tebang? Kampus, bukan cuman sekedar tempat cari ilmu buat jadi dokter nanti, buat aku dan beberapa teman lainnya, kampus itu uda kayak rumah sendiri, cari bahan pbl di kampus, nongkrong bareng di kampus, lari bareng, nebeng hotspot, bahkan beberapa UKM mengedakan kegiatan rutinnya di kampus, atau hanya sekedar ketemu sama senior-senior yang uda lulus. Yap, menurutku yang ga betahan di kosan, ada di kampus itu uda jadi rutinitas, bahkan kalopun gada jadwal kuliah sekalipun, kalau ga males dan ada yang nebengin aku suka pergi ke kampus.

Hah, sayangnya sekarang-sekarang udah males, entah karena keadaan pwt yang makin panas atau memang kampus yang makin ga enak buat sekedang nonkrong doang. Kami rindu, rindu akan pohon-pohon yang ternyata di sana ada habitat burung jalak, juga burung hantu. Ah, pingin banget liat langsung burung-burung itu. hahaha

Maka dari itu, kami yang merasa perlu menunjukkan keprihatinan kami berkumpus bersama di depan dekanat tepat pukul 8. Sialnya, entah kenapa sejak mas Hakim jadi komandan aku seakan-akan selalu speechless tiap mas Hakim minta aku mengerjakan sesuatu. Hampir semuanya gak bisa aku kelak, bahkan mas Hakim mengalahkan tajemnya omongan mas Ijal sehingga aku speechless dan gabisa nolak tugas itu. Asyem, tugasku kali ini mendadak jadi MC aksi damai ini, mendadak banget!!!

Untungnya banyak dari mahasiswa FK UNSOED yang mau memberikan orasi atau pendapatnya, jadi aku gaharus muter otak, atau diem aja di depan mereka kayak orang kebingungan. Di awali dari mas Hakim, mas Lutfi, pak Dayat, mas Bagas, mbak Icha, mas Yudha, dan pihak dekanat..

Satu yang paling aku ingat kata-kata mbak Icha, yang mengelak alasan penebangan pohon hanya karena banyak yang tumbang dan ngerusakin satu mobil. "Pohon mau tumbang itu ada indikatornya kan?" Sedap banget perkataan mbak Icha ini. Omg, sekarang jaman modern kali, tsunami aja bisa di predeksi kenapa pohon tumbang engga? 

Terlepas dari itu semua, kata-kata mas Yudha bikin aku sedikit terharu, yap mas Yudha ini pio dan sering banget datang ke kampus hanya sekedar nongkrong dan ngobrol2 sama satpam, alasan mas Yudha sering nongkrong karena asyik liat pohon-pohon di sekitar kampus yang sekarang ditebang!!!!! 

Hah, terlepas dari itu semua walaupun ada sedikit crush di aksi kami tadi, penutupan dengan melingkar bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, PadaMu Negeri, dan Mengheningkan Cipta semoga aja bisa bikin kami semua mahasiswa (terutama yang ikut aksi) jadi lebih peduli, gak apatis sama apa yang terja di kampus kami, kalau kampus sejuk, banyak pohon kan enak juga? kita gak perlu tutup muka pake map biar ga keiteman, atau kita bisa pake kampus cuman buat sekedar lari sama sepedaan, enakkan? kalau buat aku itu enak..



Hal yang bikin aku sedikit kesal adalah waktu aku ketemu sama teman aku, yang malah bilang, "Ngapain sih acara kayak gitu, takutnya nnti pihak dekanat marah dan bikin kita makin susah lulus?" Aku ga membenarkan atau menyalahkan kata-kata dia. Tapi, kami ga bikin demo besar-besaran kan? Kami ga bakar apapun, bahkan kami mempersilahkan dekanat untuk mengeluarkan pendapat, kami cuman mau bicara - oke mungkin aku bukan mahasiswa yang organisasi banget, atau peduli banget sama apa yang terjadi di kampus dan sekitanya, entah politik atau apa - tapi apa salah kami sebagai mahasiswa mengeluarkan pendapat? mengeluarkan pendapat dengan cara yang sopan, tapi terlihat jelas, sehingga semua civitas akademika tau, apa yang mahasiswa rasakan. 

Well, Semuanya yang kami lakukanpun dengan ijin kok. Hari ini, semua baik-baik aja, kami damai, kami semua civitas akademika sama-sama ingin kampus kami bagus. Kami, mahasiswa cuman mau mengeluarkan isi hati kami, bahwa kami mencintai kampus ini dan pohon-pohonnya


Oh, sekarang malem jumat!


yang merindukan keluarganya

taken from mas Ijal Path

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...