Skip to main content

Pandanganku mengenai kece itu mulai berubah

Alhamdulillah, akhirnya BSHB SELESAAAAAAIII!!!!!!!
Rasanya ga pernah menikmati malam2 minggu sebelumnya, sampai anak kosan pun bertanya2 ketika di malam minggu yg *tanpa belajar* aku ada di kosan, ga kemana2.. Mungkin menurut mereka itu hal yg aneh. Oke, selesai ceritain malam mingguan, aku akan bercerita ttg sabtu sore.. Ketika, aku menyadari kekecean itu.. bisa di liat dari sudut pandang yg berbeda..

Jadi gini, suatu sore aku bersama sebut saja N, berniat untuk datang ke sebuah acara di mana kami sedikit2 ngajarin anak2 TPA. Saat kami uda di TKP, dan apa yg kami liat???? tidak ada satupun pengajar di sana!!! *ceritanya lagi panik* akhirnya dengan memberanikan diri, dengan modal tanpa malu, modal gugup, dan modal jaga nama baik depan ustad yg ngeliatin terus, akhirnya akupun membuka acara itu. Di sela2 pembukaan *saat anak2 berdoa* aku mulai sms satu per satu teman yg memang hari itu di tugaskan sebagai pengajar, ya A F AF.. Kebetulan mereka itu cowok. Pokoknya, kupikir saat itu siapa pun itu sebelum ngajarnya di mulai harus ada pengajar yg datang lagi, masa 2 org ngajar anak segitu banyak??

Dengan suasana panik dan menyadari kalau anak2 sudah membacakan doa pembukaan yg terakhir, aku menoleh ke belakang dan ternyata ada A dan F. Entah kenapa, mereka seperti seorang pahlawan *sedikit kesiangan* yg datang dari kosan belakang. Rasa bahagia banget akhirnya dapet 2 pengajar baru..

Di saat2 mengajar, anak ke-1 aku ngerasa kyknya flat banget, akhirnya aku noleh ke arah N yg kayaknya so sweet banget ngajarnya, jadi di awal anak ke-2 aku mulai dengan pembicaran kecil nan ringan, trus si anak ke-2 ini rambutnya keliatan dan pake kerudungnya ga rapih, ya akhirnya aku mencoba buat SKSD dengan menawarkan dia dibenerin kerudungnya sama aku. Yap, dia mau juga ternyata, sambil ketawa2 kecil, aku naliin tali kerudungnya ke bagian lobus occipitalnya, dengan berpindahnya/bergeraknya kepala anak ke-2 ini otomatis, bagian/daerah/ruangan/cavitas/apalah anak2 cowo dengan pengajarnya terlihat oleh ku. Dan.. aku melihat sebuah kekecean di mana 2 mahasiswa cowo *yg satu sedang serius ngajarin yg satu lagi senyum2 ke anak2 TPA* menyisihkan waktu untuk bersabar2, berbaik2, dan beramah2, serta mengajar ke 10 anak2 TPA itu.. Aduh, sebenernya sih ga penting juga, hmm.. tapi ternyata eh ternyata cowok yg ngajar ngaji itu kece.. hahaha, jadi inget kata Ust. Salim A Fillah atau Ust. Fauzil Adhim yg bilang kalau cari suami itu yg baik atau suka sama anak kecil ya kyk guru gaji gitu *intinya gitu*. Yah, apapun itu yg pasti mereka kece waktu itu, AF juga walaupun ga kebagian ngajar tapi ketika dia meriksaiin satu per satu tulisan surat2 pendek karya anak TPA dia juga terlihat kece..
nah, berhubung omongan sy kyknya kalau dilanjutin uda mengarah ke arah yang jauh jadi segini aja deh. Semoga semakin banyak orang2 yang mau ngajar anak TPA, yang nntinya dapet nilai plus yaitu kece. hehe :D

Comments

Popular posts from this blog

.

 Assalamu'alaikum, Alhamdulillah masih ada waktu walau sedikit untuk menuliskan semua gundah gulana di hati (cielah). Ternyata setelah 1 tahun setelah berada di tempat yang asing, hari-hari terasa lebih cepat berlalu dibandingkan 1 tahun pertama. Aku yang sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (sapi yang berkeliaran, sampah yang harus dibakar, atau cuaca yg berubah-ubah seperti hatiku yang berubah-ubah). Aku jadi lebih enjoy dan lebih pasrah menangani pasien yang attitudenya membuat sakit hati (gak semuanya ya), menghadapi ketokan-ketokan maut yang bikin kaget, sabar menghadapi perawat atau bidan yang sering miss komunikasi denganku, atau menghadapi orang-orang yang unik. Semuanya menjadi lebih baik lagi setelah aku memutuskan untuk praktek di apotik teman, yang kemudian mengantarkanku mengenal banyak orang yang ternyata asik. Kegiatan-kegiatan IDI juga membuatku lebih bersemangat belajar. Ternyata berkenalan, sharing, dan saling konsul dengan teman sejawat itu bisa menjadi mo

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus sam

Mencoba hidup sehat versi Heidi

 Assalamu'alaikum,  Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang sadar dan "mencoba" pola hidup sehat, terutama di daerah perkotaan. Alih-alih ingin sehat, turunnya timbang badan juga merupakan tujuan utama orang-orang mengubah pola hidupnya. Sejak tahun 2018 begitu pindah dari kota belajarku tercintah (Purwokerto) ke Jakarta. Aku mengalami perubahan dratis pola makan, menjadi sangat tidak sehat. Minuman boba, es kopi ala2 kenangan masa lalu yang suram, atau fast food yang tinggal kepeleset dapet membuatku kalap. Dari yang setiap minggu lari sore menjadi setiap minggu minum boba dan makan gorengan, Berat badanku yang masih di angka 50an melonjak dratis ke angka 60an. Sampai-sampai masalah jerawat yang sudah solved tiba-tiba muncul lagi dan muncul berbagai macam alergi kulit lainnya. Antibiotik yang awalnya fine2 aja tiba2 bikin alergi. Sampai pada akhirnya tubuhku memborantak, luka kecil di kaki berubah jadi eksim parah yang menyerang seluruh tubuh, sampai banyak yang men