Skip to main content

Aku Kehilangan Passion

Assalamu'alayku, 
alah lebay sekali ini judulnya tapi gpplah emg gitu kok.

1 semester di fk unsoed ini, aku menikmati yg namanya kuliah ikut UKM, dll walau kadang bosen nungguin blok2 klinis yg menantang. Masa-masa itu aku abiskan dengan semangat yang membara2 *ini lebay* sampai akhirnya aku liburan ke Bandung. Dan itu sedikit banyak membuat ku kehilangan semangat itu. Dari pulang yg aku undur2 sampai hari-hari pertama blok ku habiskan dengan ya istilahnya menggalau..

Yeah, aku kehilangan passion, kehilangan cita-cita, kehilangan niat *Astagfirullah*. Aku kehilangan minat berbicara sama org, rasaya hanya ingin tidur di kasur, tidak ada keinginan buat makan pula *yg ini bagus*. Ini mungkin teguran dari Allah, hmm.. mungkin dlu aku terlalu sombong terlalu menganggap angin topan apapun gakkan bisa membuatku kehilangan passion selama ini, paling sehari pikirku dulu. Tapi ternyata enggak, ternyata aku tidak sehebat aku yg kupikirkan dlu, mahkluk lemah, memang benarkan? semua manusia mahkluk lemah, tapi dengan kuasa-Nya ada bbrp dari kita yg Dia jadikan hebat.

Oalah, ternyata aku belum tau sepenuhnya diriku sendiri. Dan ternyata niatku ini belum sepenuhnya niat dari *hati* maksudnya sungguh-sungguh. Aku sama sekali ga berpassion dalam menghadapi blok ini, padahal dlu kutunggu2. Cuman gara2 1 hal, 1 hal saja!!! eh mungkin beberapa hal sih..

Dulu, aku selalu berharap pergi ke tempat nun jauh, di mana akan kubuktikan pada org tuaku bahwa aku bisa mandiri sendiri *mksudnya ga tinggal barg gitu*. Awalnya sih bisa, tapi lama kelamaan aku baru sadar klo aku cuman sok doang waktu itu. Aku baru mensyukuri knapa aku ga dapet beasiswa ke luar negeri wktu itu, bisa makin sedih aja aku. Mungkin benar ini teguran dari Allah, atas kearogansi -an ku slama ini.

Aku mulai kehilangan rasa percaya diriku bahwa aku bisa, aku mulai kehilangan keingintahuan, hati ini selalu merasa cemas, merasa bimbang, khawatir, takut, dan sedih. Lagi-lagi, mungkin ini teguran agar aku tidak sombong, agar aku menyadari bahwa aku punya kelemahan dan belum benar2 sehebat org2 yg *I wanna be*. Buat aku gatau harus kyk gimana. Aku bener-bener kehilangan passion..

Jadwal blok yg lumayan padat, belum lagi berbagai amanah yg lagi lumayan menghampiriku, dari pj di AMT, bendahara di sarasehan, sekre di Rafting Osi, dan beberapa lagi, aku cuman takut kerjaku ga maksimal..

Sampai akhirnya, H-1 ujian tulis pertama di blok ini, aku memutuskan utk pergi ke tmpt mba Arum 2008, yah mnta saran dll sampai akhirnya beliau mempersilahkanku untuk tggal di kosannya slama bbrpa bulan *jgn smpai berbulan deh* buat cooling down. (Alah bahasanya). Yaudah akhirnya dengan cara menyusahkan banyak org aku tinggal utk sementara waktu di rumah mbak Arum. Dan, Alhamdulillah, aku mulai menemukan passionku lagi walau kadang turun kadang naik. Yang pasti, aku pingin bener2 jadi fresh setelah keluar dari kosan mbak Arum. Aku pingin membangun lagi niatku, memperbaiki semuanya, memperbaiki jiwa ku juga *sumpah bahasanya*, yah intinya aku mau melakukan berbagai upaya sampai aku benar2 comeback stage..

Tapi aku jadi iri sama banyak org.. yaaah semua org kan pnya masalahnya msing2 yang diberikan sama Allah kata mba Arum..

Setidaknya aku sadar sekarang, aku membutuhkan bantuan org lain, aku membutuhkan teman, aku membutuhkan org yg bisa memotivasiku. Dan Alhamdulillah, dengan keadaan seperti ini banyak org2 super yg mengelilingiku yg bisa menasihati, membantu, menemani, mengantari, dan dijadikan sampah curhatanku. Aku punya anak Al-Khonsa, aku pnya osipital yg slalu kuanggap sebagai keluarga *bkn sekadar keluarga2an*, pnya sahabat2 yg dikirimkan Allah buatku, senior2 hebat, guru2 jenius.. Aku sadar akhri2 ini, aku sudah menyusahkan banyak org bukan sudah lagi sangat2 menyusahkan mungkin..
Dari sini, aku bisa memetik beberapa hal, dan semoga yg kupetik ini bisa kutanam dan berbuah lagi, ga sekedar kupetik dan kubuang begitu aja.

Dan untuk org2 yg membantuku selama ini cc: Rima, Davira, Fita, Mbak Tika, Mbak Idon, Mas Cahya, Fifi, Hardina, Inggit dan especially for RQ (rumah Quran) mbak Arum, mbak Hafiz, mbak Siti, dan Dina yg mau diganggu malam2 tenangnya sama aku. Terimakasih banyak.. Semoga semua bantuannya dibalas Allah. Aku benar2 beruntung menemukan kalian semua.

Dan di akhir tulisan geje ini, aku ingat kata reksor YARSI yg kemarin ngisi kuliah umum Prof. dr. Abdul Salam M. Sofro, Ph.D., Sp.K.T(P)  yg bilang "Kalau mau jadi dokter itu niatnya jangan buat jadi dokter tapi mau kejar ilmu, kalau saya sendiri niatnya untuk husnul khatimah". Semoga saya bisa meniru beliau.
Wasalamu'alaykm wr wb

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba hidup sehat versi Heidi 2

Setelah 1 tahun menjadi vegan dengan cheating day ku sehari setiap minggu. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi manusia omnivora, alasannya karena ditempat ku tinggal sekarang, jenis sayuran sangat terbatas dan sulit untukku memenuhi kebutuhan gizi ku. Anyways aku akan tulis tentang beberapa penelitian mengenai vegetarian di next tulisan blog ku. Oiya, vegetarian dan vegan itu beda ya. Vegetarian adalah hanya makanan sayur (plant-based) dan tidak makan hewani, contoh daging ayam, sapi, ikan tapi masih mengonsumsi makanan-makanan yang asalnya dari hewani, contoh telur, susu, keju, madu. Nah kalau vegan tidak mengonmsi makanan jenis apapun yang berasal dari hewani. Kesimpulanya vegan hanya makan sayur dan buah-buahnya saja.  Kalau aku sendiri pengalaman jadi vegan itu benar-benar mendetok tubuhku. Nafsu makan sama makan-makanan receh pun berkurang dratis setelah memutuskan jadi vegan. Tapi, berat badan bukan lagi jadi tujuan utama. Karena kalau fokus sama BB kita hanya fokus...

Say no to "Uda biasa ko" pada hal-hal yang buruk !

  Tulisan saya didedikasikan untuk pengalaman pribadi saya yang muak dengan orang-orang yang percaya dengan “kebiasaan” hal buruk, yang muak dengan orang-orang malas yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, yang kesal dengan diri saya sendiri yang ternyata masih stuck disitu-situ saja. Kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarang, simpan barang sembarangan, atau bahkan tidak mengembalikan sesuatu ke tempat asal adalah hal sepele yang sangat berdampak besar. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak tumbuh di kalangan petugas kesehatan. Mulai dari dokter sampai dengan pahlawan kesehatan yang menurut saya sangaat penting, yaitu cleaning service. Bukankah dalam mewujudkan kesehatan bersama perlu didahului dengan kesehatan individu? Maksud saya disini adalah kepedulian individu terhadap kesehatan itu sendiri.   Saya adalah orang yang percaya bahwa kesehatan diawali dari hal-hal yang bersih. Dalam prinsip aseptic anti septic yang kami lakukan saat melakukan tindakan steril,...

?

Jadi, senin sore, 15 Juni 2015 aku masih ngeliatin foto itu. Masih, di sela-sela waktu kami mengobrol hal yg prognosisnya dubia et bonam (semoga aja bonam). "Semangat hei" kata Fita sama Fifi. "I'm Okay" jawabku, dan memang lagi baik-baik aja, setidaknya saat itu, saat aku memang harus baik-baik aja. Tapi aku gaktau beberapa bulan lagi, atau beberapa tahun lagi waktu aku lihat foto itu, aku bakal tetep baik-baik aja atau enggal. Satu hal yang aku tau banget dari diriku adalah aku bisa mengotrol diriku (baca=perasaan, mood) sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Pengertian rumitnya adalah aku bisa mengontrol diriku saat ini pada sesuatu hal yg terjadi padaku dengan keadaan yang memang bisa mendukungku, tapi di saat aku menghadapi hal itu lagi atau cuman sekedar mengingat hal itu di masa depan aku bisa galau tingkat dewa. Jadi, aku bisa mengotrol sekarang, tapi aku ga bisa memastikan aku bisa mengontrol masa depan. Jadi (lagi), mu...