Waktu itu disuruh ama Guru bahasa Indonesia yang paling keren yaitu Bu Reni, buat bikin puisi. Akhirnya pas malem2 lagi ngobrol ama mama tiba2 keluar deh tuh idea. Yaudah aku tulis aja. Dan pas dibacain kata temen-temen sih bagus, tapi.. bacanya kecepetan. Dan yang paling banyak dikomentari adalah PUISI SAYA. Yah, mungkin karena kecepetannya yang luar biasa, jadi mereka memanfaatkan untuk mendapatkan nilai karena sudah berkomentar. Tapi yasudahlah.. check it out....
Habis Gelap terbitlah terang
Kau bangunkan setiap insan
Ketika Azan di waktumu berkumandang
Fajar...
Kau begitu dinanti
ada yang bertekuk lutut di waktumu
ada juga yang membacakan ayat-ayat suci
Fajar...
Dirimu bagaikan genderang yang berdentang
hingga banyak insan menutup dirinya dengan kain seperti mayat
Dirimu bagaikan penjajah!
yang menyeret kaum yang malas untuk keluar
Fajar..
Kau Hidup!
ada yang menantimu ada pula yang membencimu
Fajar...
Kau bercinta dengan senja!
Dirimu dan dirinya diciptakan untuk saling melengkapi
Ah, fajar. Namun kaulah awal dari kehidupan.
Habis Gelap terbitlah terang
Kau bangunkan setiap insan
Ketika Azan di waktumu berkumandang
Fajar...
Kau begitu dinanti
ada yang bertekuk lutut di waktumu
ada juga yang membacakan ayat-ayat suci
Fajar...
Dirimu bagaikan genderang yang berdentang
hingga banyak insan menutup dirinya dengan kain seperti mayat
Dirimu bagaikan penjajah!
yang menyeret kaum yang malas untuk keluar
Fajar..
Kau Hidup!
ada yang menantimu ada pula yang membencimu
Fajar...
Kau bercinta dengan senja!
Dirimu dan dirinya diciptakan untuk saling melengkapi
Ah, fajar. Namun kaulah awal dari kehidupan.
Comments
Post a Comment