Ternyata yang sulit itu bukan menjadi paling baik, menjadi si paling ambis atau menjadi si paling rajin
Yang sulit itu menjadi si paling biasa-biasa aja, si paling istiqomah
Menjadi residen, menjadi mark dalam kehidupanku, ternyata kehidupan yang menurutku sulit selama di Muna Barat tidak jauh lebih berat dari kehidupan residen yang 3 bulan pertama kuhabiskan dengan menangis. Pulang malam, berangkat pagi, tekanan dari senior, tuntutan tim stase, juga tuntutan diri untuk tidak dianggap jelek menjadi makanan sehari-hari. Pernah dicap si tukang jawab atau dibilang lamban.
Ada senior yang tampak suka dengan ku, ada juga yang anti dengan ku. Ada yang sabar dan ngajarin, ada yang maunya semuanya selesai tanpa membantu sekali. Ada stase yang menyenangkan seperti delsuite 1A ku, ada stase yang meninggalkan memori buruk, tapi ada stase yang mengalir begitu saja. Ada teman stase yang sangat suportif, menjadi teman menangis, teman menyemangati, saling mengingatkan sholat dan istiqomah seperti Erin, ada juga yang teman stase yang kerjaan kita cuman menertawai hidup sebagai "roda", yaitu Acan dan Dannis, dan teman-teman stase yang kehadiran sungguh membantu.
Hidupku benar-benar berputar seperti roda, kadang semua selesei dengan mudah, tapi lebih sering harus selesei karena dikejar-kejar, atau selesei dengan dada dagdigdug. Yang paling kuingat, dan aku berjanji tidak akan mengulanginya, adalah dalam sejarah kehidupanku aku menjadi seorang pengecut, takut kepada seseorang. Dia bahkan kalah dengan pak Kadib di dinas kesehatan Mubar yang menginterogasi karena KIPI vaksin COVID, pak anggota DPRD Mubar yang memaksa meminta surat sakit dihari libur, atau keluarga pasien yang tidak segan menggunakan kekerasan.
Aku sembunyi disebuah ruangan, ketika tahu "orang itu" datang, meminta bantuan perawat dan bidan untuk mengatakan kalau aku tidak datang. Pengecut, si paling ketakutan, alih-alih menghadapi masalah, aku malah mencari jalan keluar dengan bersembunyi, bukan cuman 1 kali tapi berkali-kali. Tapi, setelah bercerita, menangis, pelan-pelan aku bisa menghadapi semua. Yang penting minta maaf, sopan, dan memperbaiki kesalahan. Sisanya, cuman Allah dan senior, serta teman-teman yang tahu bahwa memang bukan aku yang salah.
Kemudian, 3 bulan berikutnya mengalir begitu saja, walau terperangkap lebih lama di RSCM dibandingkan teman-teman yang lain, tentu aku menjadi lebih tahu lika liku kehidupan "roda", semuanya pernah dicoba dan pernah dilakukan. Mulai dari si parade maker, si pendaftar operasi, kemudian menjadi roda berputar di ruang bersalin alias delsuite yang tidak pernah biasa-biasa aja, menjadi perina yang si paling slider dan siap apabila diminta tolong se-RSCM jagat raya, atau menjadi si paling bed management.
Dan sekarang menjadi 1B, si bintang ronde yang sampai bulan kedua ini, aku masih bertanya-tanya bagaimana menjadi bintang ronde, bagaimana belajar pasien dengan cepat, mencari informasi yang penting, do benefit but no harm, sambil mencoba menjadi kakak yang baik untuk adik-adik tahapnya, dan menjadi adik yang supportif untuk kakak tahapnya. Katanya senioritas tapi menurutku lebih mirip seperti menjadi anggota mapala di masa-masa kuliah dulu. Ah, aku jadi rindu mas Ijal yang sukanya mendumel tapi selalu siap jadi org paling solutif, mas Anung yang dingin tapi sebenarnya perhatian sama adik-adik osinya, mas Cahya yang nyebelin tapi mendidik adik-adiknya, mba Fitri yang diam-diam punya pengaruh besar untukku, juga adik-adik Hanifan, Indi, Opi, Miftacul, Ila sebut saja "IMUNO" yang siap bantu kakak2nya yang estrogen "REPRO". Dan juga pak Dayat yang menjadi sosok ayah buat kami selama kuliah, dan bahkan sampai sekarang.
Masa-masa bersantaiku di stase luar kini telah selesai, aku belum siap dan mungkin tidak akan pernah siap kalau tidak pernah dicoba, selamat datang RSCM, semoga aku bisa mengikuti ritme dengan baik, menjadi si bintang ronde yang baik, tidak perlu jadi terbaik, tapi bukan jadi yang paling bawah. Aku ingin menjadi orang yang istiqomah, istiwomah menjadi baik, menjadi teliti, menjadi kritis, menjadi pelajar dan dokter yang baik, tanpa diketahui orang. Sampai semua Heidi wanna be-Ku terwujud sedikit-sedikit. Dan menjadi tukang galian kabel -semua orang tahu kamu ada di sana, tapi kamu bukan menjadi pusat perhatian-.
Awal Maret, 2025
Heidi, Jerapah, semoga membanggakan Orang Tua dan dr Kemal
Comments
Post a Comment